Inter meraih hasil imbang 1-1 di kandang Sampdoria pada Minggu (4/10). Perubahan sistem yang diterapkan pelatih Roberto Mancini membuahkan satu poin bagi I Nerazzurri (Hitam-Biru).
Menjelang laga melawan Sampdoria, Mancini dihujani kritik akibat penerapan sistemnya berbuah kekalahan telak dari Fiorentina pekan lalu (1-4).
Ketika itu, sang arsitek memakai pola 3-5-2 sebagai pedoman sebelas awal. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penerapan sistem itu di atas kertas.
Cuma, Mancini disorot akibat penempatan pemain yang dianggap tidak lazim. Bek sayap Davide Santon dipasang menjadi salah satu dari tiga bek tengah.
Keputusan yang lebih memancing perdebatan ialah penempatan Ivan Perisic sebagai sayap kanan. Dalam sistem 3-5-2, seorang winger berperan dobel, naik-turun membantu serangan dan pertahanan.
Pemain Kroasia itu dinilai tak cocok mengemban tugas defensif.
“Perisic secara alamiah adalah seorang gelandang. Dia beradaptasi dan mampu bermain sangat bagus sebagai gelandang serang atau penyerang sayap kiri jika tim bermain dengan pola 4-2-3-1 dan 4-3-3,” ujar legenda Kroasia, Zvonimir Boban, seperti dilansir situs FC Inter 1908.
“Buat apa Inter membeli Perisic jika ia bermain sebagai wingback dan tidak di posisi terbaiknya?” kata eks jagoan Milan itu.
Mancini berdalih Perisic bisa dimainkan di berbagai posisi. Hal serupa ditekankan Wakil Presiden Inter, Javier Zanetti.
“Perisic pemain fleksibel yang bisa tampil di beberapa posisi. Dia akan membantu meningkatkan kualitas tim,” katanya kepada Mediaset Premium.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 5 Oktober 2015 |
Komentar