Serie A pekan keenam musim ini menelurkan catatan buruk yang melibatkan Juventus, Milan, dan Inter.
Untuk pertama kali sejak 1994/95, tiga raksasa Italia itu berbarengan menelan kekalahan di pekan yang sama. Khusus bagi Milan dan Inter, kinerja mereka kembali dihantui problem sama yang melanda musim lalu.
Milan berkutat dengan keroposnya lini belakang, sedangkan Inter dihujani kritik soal konsistensi pemakaian taktik dan penempatan pemain.
Pelatih I Nerazzurri, Roberto Mancini, disorot karena menerapkan skema tiga pemain bertahan ketika timnya dikalahkan Fiorentina 1-4 (27/9).
Sebelumnya, Mancio rutin memakai pola empat bek sebagai pedoman sebelas awal. Sistem itu yang membawa timnya merangkai lima kemenangan beruntun.
Melihat permainan Inter yang tak terlalu mengerikan buat ukuran tim kandidat scudetto, kegagalan mereka mempertahankan rekor tripoin tanpa putus bisa diprediksi.
Namun, rusaknya catatan itu dengan kekalahan telak di kandang disertai penurunan performa drastis tetap menyisakan pertanyaan besar.
Benarkah hal itu semata karena kesalahan Mancio memakai tiga bek? Sang pelatih menampiknya.
“Apakah formasi saya salah? Saya tak bisa memberi jawaban. Semua orang di Italia seperti pelatih sepak bola. Terkadang, orang tak menyadari ketika Anda mengganti strategi,” ucap Mancio kepada Il Messaggero.
Eks pelatih Manchester City itu memaparkan bahwa skema tiga bek sudah dipakai Inter di pekan sebelumnya lawan Verona.
“Transisi itu dilakukan di babak kedua dan semuanya berjalan lancar,” kata Mancini.
Lantas, apakah kekalahan telak dari Fiorentina membuktikan para pemain Inter kadung terbuai pujian akibat start sempurna?
“Tidak, justru terlalu sedikit pujian buat kami. Meski menang beruntun lima kali, orang terus mengritik kami karena hanya tahu cara menang 1-0,” ujar Mancini lagi.
Cedera Jovetic
Di tengah kritik yang menimpa Inter, Mancini dihadapkan pada fakta cederanya salah satu andalan, Stevan Jovetic.
Penyerang Montenegro itu absen ketika Nerazzurri ditekuk Fiorentina karena masalah pada hamstring kaki kiri.
Sportmediaset menyoroti kondisi itu dengan tulisan berbunyi “Tak ada Jovetic, tak ada pesta.”
Semua kemenangan Inter awal musim ini memang tercipta dengan adanya Jovetic di lapangan.
Ketiadaan dirinya berpengaruh terhadap penurunan jumlah peluang yang drastis. Mancini harus menemukan solusi absennya Jovetic ketika melawat ke Sampdoria (4/10).
Pemain yang akrab disapa Jo-Jo itu harus menepi selama 10 hari. Ia diperkirakan baru pulih di pekan selanjutnya ketika Inter bersiap melakoni derby d’Italia kontra Juventus (18/10).
Penulis: Beri Bagja
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA, Rabu 30 September 2015 |
Komentar