"Musim 2015/16 Juventus baru akan dimulai pada laga kontra Chievo karena tim ini masih dalam transisi," begitu komentar pelatih Juve, Massimiliano Allegri, dalam konferensi pers menjelang duel kontra Chievo, Sabtu (12/9).
Allegri merasa tidak cemas kendati menelan dua kekalahan pada dua gim perdana Serie A 2015/16.
Pelatih berusia 48 tahun itu berdalih banyaknya pemain baru musim ini dan hengkangnya sejumlah pemain kunci di musim panas 2015 membuat Juve perlu waktu kembali ke performa terbaik.
Bertekad meraih kemenangan perdana, Juve harus puas bermain imbang 1-1 kontra Chievo.
Untuk pertama kalinya sejak 1962, Juventus cuma meraup satu poin setelah menjalani tiga partai perdana Serie A.
Si Nyonya Tua bahkan nyaris menelan kekalahan ketiga karena sampai 82 menit laga berlangsung, Chievo unggul 1-0 berkat gol yang dilesakkan gelandang Perparim Hetemaj pada menit kelima.
Juventus terhindar dari kekalahan setelah striker anyar Paulo Dybala melesakkan gol dari titik putih pada menit ke-83.
Apa alasan Allegri setelah kembali gagal meraup tiga poin perdana musim ini?
"Saya baru memiliki skuat lengkap dalam tiga hari terakhir karena mereka harus bertugas di tim nasional. Lalu, beberapa pemain anyar tiba sehingga kami masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi," kata Allegri kepada Sky Sport Italia.
Peran Ganda Hernanes
Meski gagal mempersembahkan kemenangan bagi klub barunya, penampilan Hernanes pada laga debut untuk Juventus mendapat pujian.
Pemain yang direkrut dari Internazionale itu dapat melepas tiga tembakan akurat. Tidak ada pemain dari Juve maupun Chievo yang membuat upaya tepat sasaran lebih banyak dari Hernanes.
Yang menarik, pria asal Brasil itu memperlihatkan dirinya memang bisa berperan sebagai playmaker dengan gaya bermain berbeda.
Pada babak I, Hernanes diplot sebagai trequartista yang ofensif, playmaker yang bermain di belakang dua striker pada pola 4-3-1-2.
Namun, di babak II, Hernanes bermain sebagai deep-lying playmaker, peran yang beroperasi di depan lini pertahanan.
“Saya rasa bermain baik sebagai playmaker karena saya sudah pernah bermain pada posisi tersebut sebelumnya,” kata Hernanes.
Gol September Perdana Dybala
Mungkin satu-satunya hal positif dari Juventus di awal musim mereka yang menyedihkan adalah produktivitas Dybala. Gol ke gawang Chievo merupakan sumbangsih kedua Dybala di Serie A 2015/16. Sebelumnya, pemain berusia 21 tahun itu menjebol gawang Roma (30/8).
Bagi Dybala, gol tersebut cukup spesial. Untuk pertama kalinya mantan pemain Palermo itu dapat mencetak gol melawan Chievo. Selain itu, untuk pertama kalinya sejak hijrah ke Serie A pada 2012, Dybala dapat mencetak gol pada September. Sepanjang duel kontra Chievo di J-Stadium, Dybala konsisten meneror pertahanan tim tamu.
Ia membuat enam tembakan, yang terbanyak di antara semua pemain pada gim ini. Pekerjaan rumah Dybala kini adalah lebih tajam lagi dalam penyelesaian akhir.
Fan Juve Hilang Kesabaran
Hasil imbang 1-1 tidak disambut baik oleh fan Juventus yang hadir di J-Stadium. Mereka bersiul kesal sebanyak dua kali, yakni pada akhir babak I dan akhir pertandingan.
Gol pemain Chievo, Perparim Hetemaj, menyebabkan Juventus selalu menderita gol dalam tujuh pertandingan terakhir di Serie
Siulan di jeda babak I membuat kapten Juventus, Gianluigi Buffon, harus menenangkan para suporter. “Kami butuh dukungan Anda,” kata sang penjaga gawang Juve di lapangan. Usai laga, bek tengah Juventus, Leonardo Bonucci, menyuarakan kegeramannya di media sosial.
“Mudah saja datang ke stadion dan bertepuk tangan ketika segalanya berjalan baik. Fan yang sesungguhnya adalah mereka yang tetap bertepuk tangan pada momen-momen sulit guna membantu tim. Moto Juve adalah ‘sampai akhir’ dan untuk mencapai akhir, kita semua harus bersatu,” ucap Bonucci.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 14 September 2015 |
Komentar