Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mahalnya Main Sepak Bola di Jakarta

By Kompasiana - Jumat, 2 Oktober 2015 | 16:57 WIB
Lapangan PTIK
Ardiansyah Taher/Kompasiana
Lapangan PTIK

Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer sejagat raya. Ironisnya, di tengah pembangunan gedung-gedung bertingkat dan perumahan-perumahan di Jakarta dan sekitarnya membuat lahan untuk sarana olahraga terutama sepak bola terkikis.

Penulis: Ardiansyah Taher

Selain bisa dimainkan oleh segala usia, sepak bola juga murah dan simpel dalam segi perlengkapan yang digunakan. Olahraga ini bisa dimainkan di mana saja, di lapangan rumput, pinggir jalan, atau dalam ruangan (indoor) seperti futsal. Sepak bola bisa dimainkan dengan bermodalkan bola saja.

Menggunakan apapun sebagai pembatas gawang juga lumrah saja dilakukan tanpa mengurangi keseruan permainannya. Seiring berjalannya waktu, futsal hadir menjadi suatu olahraga yang juga diminati banyak orang. Gelanggang Olahraga (GOR) dibangun di sana-sini, menyediakan wadah bagi para pencinta futsal untuk bermain dan bertanding.

Lahan kosong terkadang juga disulap menjadi lapangan futsal sederhana di sebuah lingkungan tertentu/komplek perumahan. Jika diperhatikan, Indonesia juga merupakan surga bagi para pecinta sepak bola atau futsal jika dilihat dari peminatnya yang terus bertambah. Bisnis bagi para pengusaha terus berkembang melihat fenomena ini. Tua, muda, pria, wanita, anak-anak, semua suka sepakbola.

Ironisnya, di tengah pembangunan gedung-gedung bertingkat dan perumahan-perumahan di Jakarta dan sekitarnya membuat lahan untuk sarana olahraga terutama sepak bola terkikis. Meskipun banyak GOR futsal dibangun dan semakin banyak di sekitar kita, sepak bola yang memiliki banyak peminatnya semakin dikucilkan.

Banyak yang suka bermain sepak bola lapangan besar beralih ke futsal karena tergusur. Tercatat hanya beberapa lapangan/stadion sepakbola di Jakarta yang bisa digunakan untuk umum (di luar lapangan yang diperuntukkan untuk latihan/pertandingan pemain profesional). Walau terbilang banyak, biaya sewa untuk perawatan lapangan tidak lah kecil.

Harga sewanya bervariasi, mulai dari Rp300.000 hingga Rp4 Juta untuk 90 menit pemakaian lapangan. Hal ini membuktikan bahwa sepak bola  merupakan olahraga mahal di Indonesia setelah golf, boling, ataupun olahraga yang terbilang mewah lainnya.

Lapangan PTIK harga sewanya sekitar Rp2 juta-an (dok. Pribadi)

Std. Pertamina Simprug, dengan rumput sintetis mencapai 3,5 jutaan rupiah (dok pribadi)

Lapangan ABC Senayan (A), harga sewanya sekitar 550ribuan (courtesy of Kompasiana/Choirul Huda)

Biaya ini pun belum termasuk perlangkapan lain seperti bola, sepatu, kaos kaki, sarung tangan, air minum, dll. Meskipun pemakainya berpatungan untuk membayar lapangan, jumlah uang yang dikeluarkan perorangannya pun cukup besar dibandingkan olahraga lainnya seperti badminton, basket, dan tenis. Kualitas lapangannya pun terkadang tidak sesuai dengan tarif.

Agar bisa bermain futsal di sebuah GOR futsal, harga sewa yang cenderung naik setiap tahunnya juga tidak disadari para peminatnya. Dari awal munculnya GOR futsal di sekitaran Jakarta, mulai dari Rp100.000 hingga saat ini mencapai Rp250.000, bahkan ada yang mencapai Rp500.000 untuk biaya sewa per-jamnya.

Jika dibandingkan dengan Jakarta, di Depok masih banyak lapangan-lapangan sepakbola yang bisa digunakan untuk umum/milik warga tanpa biaya sewa alias gratis, dengan kualitas cukup baik. Namun, di samping banyaknya lahan, lapangan hijau yang sejatinya diperuntukkan untuk olahraga terutama sepakbola, cenderung disalah gunakan dan tidak dirawat.

Pasar malam dan konser-konser musik sering diselenggarakan di lapangan sepakbola Depok mengingat harga sewanya yang relatif murah. Hal ini tidak sebanding dengan dampak yang ditinggalkannya seperti sampah yang berserakan serta rumput yang rusak sehingga tidak layak untuk digunakan sebagai sarana bermain sepakbola.

Bagaimana dengan di daerah lain ya? Wah, kalau sewa lapangan sepakbola dan futsal terus naik harganya, apakah masih banyak peminatnya? Atau jangan-jangan mereka semua akan beralih ke olahraga “virtual” alias main video game saja di sebuah rental permainan video game yang jauh lebih murah tarifnya.

Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: Mahalnya Main Sepakbola di Jakarta

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Kompasiana


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X