Sebanyak 13 klub Liga Super Indonesia mengikuti ajang Piala Presiden untuk mengisi kevakuman. Ada lima klub lagi yang memilih absen di ajang tersebut, yakni Barito Putera, Semen Padang, serta tiga tim asal Papua, Persipura, Perseru, dan Persiram.
Kelima tim itu memilih tak ikut karena tantangan untuk mengontrak pemain dianggap sulit lantaran sebagian besar pemain sudah dilepas kontrak. Selain itu, ada juga yang hanya ingin berlaga langsung di kompetisi, bukan sekadar turnamen.
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini
Bagi tim-tim yang mengikuti Piala Presiden tentu akan mendapatkan pemasukan dari match fee. Bila hanya mentok di babak penyisihan grup saja, peserta bisa mendapatkan Rp600 juta. Pendapatan itu bisa semakin besar jika lolos ke babak lanjutan.
"Memang kami bisa mendapatkan pemasukan dari ajang itu. Tapi, setelah turnamen berakhir akan ada apa lagi? Keinginan kami hanya satu, yaitu bergulir lagi kompetisi," kata Syarifuddin Ardasa, Manajer Barito Putera.
Jika tak ada kejelasan kompetisi atau turnamen, dipastikan klub dan pemain akan kembali dipusingkan.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 11 September 2015 |
Komentar