Selama berkarier di sepak bola, kenangan pahit juga dialami bek andalan Persib yang menggunakan nomor pungggung 6 ini, tepatnya pada 1989 saat Robby Darwis dikontrak tim Kelantan FC, Malaysia.
Harapan Robby untuk berkarier lama di luar negeri harus pupus pada kesempatan pertama karena mendapat skorsing.
Ya, Robby tak bisa menuntaskan kontrak hingga satu musim. Pasalnya, ia terkena hukuman tak boleh tampil selama tiga bulan lantaran dituduh melakukan pemukulan terhadap pemain lawan saat Kelantan menghadapi Singapura.
Gara-gara hukuman yang didapatnya di Liga Malaysia itu, Robby tak bisa tampil di SEA Games (SEAG) 1989.
“Waktu di Kelantan FC, Malaysia, saya cuma main sekali karena saya mendapat kartu merah ketika lawan Singapura,” ujar Robby.
“Atas kejadian itu, ada sedikit hubungan tidak baik antara PSSI dan federasi sepak bola Malaysia. Padahal, pihak Kelantan FC masih menginginkan saya, tapi saya tidak mendapat izin dari PSSI setelah SEAG. Itu kenangan pahit saya, padahal sudah menjadi angan-angan saya bisa membela tim dari luar Indonesia,” jelas Robby.
Meski demikian, hal itu tak membuat Robby putus asa. Ia pun tetap menggeluti sepak bola di Tanah Air. Ia kembali memperkuat Persib.
Setelah gantung sepatu, Robby beralih profesi. Ia menjadi assisten pelatih Persib pada 2007, 2011, dan 2012.
Setelah tak lagi menjadi asisten pelatih Persib, Robby pun kembali menjalani rutinitas sebagai pegawai salah satu bank terkenal di Indonesia dengan posisi bagian personalia.
Namun, sepak bola tetap tidak bisa ditinggalkannya. Sesekali Robby mengaku selalu kumpul dengan mantan pemain Persib untuk bermain sepak bola. Bahkan, ia telah membuka Akademi Carrera Futsal dan Carrera Soccer Akademi di kawasan Subang, Jawa Barat bersama keluarga besarnya.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 2 Oktober 2015 |
Komentar