Jika bermain di kandang pada leg kedua semifinal sebuah turnamen adalah sebuah keuntungan, Sriwijaya FC bisa dikategorikan telah mendapatkanya.
Hal ini disebabkan kondisi cuaca di Palembang yang memburuk akibat kabut asap hasil kebakaran hutan di Sumatera Selatan. Selain kondisi udara yang buruk dan tergolong berbahaya untuk kesehatan, jarak pandang di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, juga tidak maksimal.
Maklum, meski undian pada semifinal Piala Presiden Selasa (29/9/2015) di Jakarta menempatkan Laskar Wong Kito sebagai tuan rumah leg pertama, sesuai kesepakatan mereka boleh mengubahnya menjadi leg kedua.
“Atas persetujuan promotor, kami meminta untuk bermain tandang terlebih dulu. Dua minggu lagi, jika kondisi Palembang memungkinkan, barulah kami menjadi tuan rumah. Kami akan berkoordinasi dengan BMKG mengenai masalah cuaca dan kabut asap yang melanda Palembang saat ini,” tutur Robert Heri, manajer SFC.
Jika dua minggu ke depan masih tak memungkinkan untuk bermain di Palembang, SFC terpaksa akan mengalihkan pertandingan tersebut di tempat netral. Pilihan mereka antara Jakarta dan Gianyar, Bali. ”Tapi akan kami lihat dulu seperti apa kondisinya dua minggu lagi karena hal ini menyangkut faktor alam,” ucap Robert.
Soal Arema, Robert mengaku siap untuk menghadapi tim yang mengalahkan Titus Bonai cs di babak penyisihan itu.
“Mereka memang mengalahkan kami di Malang, tapi jangan lupa kami juara grup di sana. Kami sering bertemu Arema jadi tidak ada yang harus dikhawatirkan dalam partai ini. Apalagi kami bisa bermain dengan materi komplet dan terbaik kami,” ucap Robert yang kembali akan mengandalkan Patrich Wanggai di lini depan.
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar