Secara umum, debut seorang pesepak bola dikatakan baik bila sanggup mengantarkan tim memetik kemenangan plus mengukir gol atau assist. Tidak demikian dengan Kevin De Bruyne.
Gelandang anyar Manchester City itu memang memenuhi salah satu syarat, yakni mencetak gol. Akan tetapi, De Bruyne gagal memberikan kemenangan lantaran timnya menelan kekalahan 1-2 dari West Ham United di pekan keenam Premier League 2015/16.
Pertandingan itu merupakan debut starter De Bruyne setelah melakoni dua kesempatan terdahulu sebagai pemain pengganti. Dia menciptakan gol berkelas melalui sepakan mendatar dari luar kotak penalti musuh.
Selain itu, De Bruyne juga rajin menebar ancaman via tembakan serta operan kunci kepada rekan setim. Kinerja pemain berjulukan The Ginger Pele alias Si Pele Berambut Merah tersebut pun mendapat ganjaran berupa predikat Man of the Match dari situs Who Scored dan Squawka Football.
Catatan tersebut belum termasuk permainan menawan De Bruyne saat memberikan kemenangan telak 4-1 atas Sunderland di ajang Piala Liga Inggris, Selasa (22/9). Dia ikut menyumbang satu gol dan satu assist.
Penampilan apik De Bruyne mengundang reaksi positif dari para pendukung City di media sosial. Sebagian besar meyakini ia akan menjadi tumpuan serangan tim bersama Raheem Sterling, David Silva, dan Sergio Aguero.
Meski begitu, kontribusi De Bruyne sesungguhnya belum sepadan dengan pengorbanan City yang rela merogoh kocek dalam-dalam hingga 55 juta pound (sekitar 1,24 triliun rupiah) guna memboyong sang pemain dari Wolfsburg.
De Bruyne perlu menjaga konsistensi permainan agar terus memperoleh kesempatan bertanding setiap pekan. Berikutnya, gelandang jebolan akademi Genk itu berkewajiban membuktikan kelayakan menyandang status pemain termahal City sepanjang masa dengan mempersembahkan trofi di pengujung musim.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | Tabloid BOLA (Indra Citra Sena) |
Komentar