Persiapan intens terus dilakukan Starting 5, promotor Indonesian Basketball League (IBL). Turnamen digelar November sementara kompetisi dimulai Januari 2016.
Komisioner IBL, Hasan Gozali, memaparkan itu ketika bertandang ke Kantor Redaksi BOLA dan Juara.net, Kamis (17/9) sore. Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar memang membuat persiapan IBL terganggu.
“Kita tetap terus mempersiapkan diri. Walaupun sulit mencari sponsor yang berminat pada bola basket, kami akan terus menjaga komitmen,” ucap Hasan. Jika sampai hari H sponsor tidak seperti harapan, Starting 5 tetap berkomitmen membiayai.
Dalam pemaparan itu, IBL akan menggelar turnamen preseason, 24-29 November, di Bandung. Turnamen akan diikuti 12 tim yang dibagi dalam tiga grup.
“Sebanyak 12 tim anggota IBL akan dibagi dalam tiga grup. Masing-masing juara grup akan melenggang ke semifinal,” ucap Wahyu Buana, Direktur Operasional IBL.
Rencananya, penyegaran wasit-wasit yang memimpin pertandingan akan dilakukan sebelum IBL bergulir.
“Mereka akan disegarkan lagi dan memperdalam materi sebelum memimpin pertandingan,” tutur Wahyu.
Garap Statistik
Salah satu tawaran yang diberikan IBL di musim pertama adalah penggunaan statistik secara lebih mendalam. Untuk menangani itu, pelatih timnas putri, Bambang Asdianto Pribadi, bergabung ke Starting 5.
“Kami ingin lebih mendorong pelatih profesional dan tim-tim untuk menggunakan statistik yang ada. Kami ingin mereka lebih dalam mengolah statistik tradisional menjadi hasil yang bermanfaat lebih dalam,” ucap Bambang.
“Saya akan off dulu dari kepelatihan dan lebih fokus mengelola statistik di IBL,” ungkap Bambang.
Pada SEA Games 2015, Bambang membawa Indonesia merebut perak.
Tugas terakhir Bambang sebelum terjun di IBL adalah menjadi asisten pelatih putra timnas Indonesia U-16 dalam FIBA Asia U-16 di Indonesia, akhir Oktober. Pelatih kepala timnas U-16 adalah Eddy
Santoso.
Enam Kota
IBL 2015-16 digelar di enam kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya pada Januari-Mei 2016. Play-off dan final digelar di Jakarta, 15-28 Mei.
Problem yang dirasakan sangat berat adalah sewa lapangan di Jakarta.
“Kami baru saja mendapatkan rancangan pembiayaan yang harganya aduhai mahal di Gedung Basket Hall A Gelora Bung Karno,” ucap Hasan.
Untuk harga sewa gedung, listrik, dan lain-lain, harganya mencapai 2 miliar rupiah. “Kami akan mencoba mendapatkan keringanan. Jika tidak bisa, kami kemungkinan memindahkannya ke Britama Arena di Kelapa Gading,” ucap Hasan.
Jika putra diikuti 12 tim, untuk putri WIBL kemungkinan hanya empat tim saja. “Sritex sudah mundur. Kemungkinan besar Rajawali Bandung juga,” ucap Hasan.
Hasan juga memastikan bahwa tayangan TV via streaming tetap ada.
“Kami akan mengambil tayangan dari empat sudut kamera. Juga akan ada siaran ulang,” ucap Hasan.
Penulis: Eko Widodo
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Harian BOLA, Jumat 18 September 2015 |
Komentar