Gelandang muda Indonesia, Adam Alis, telah resmi meniti karier sebagai pemain asing di Liga Primer Bahrain bersama klub East Riffa. Pemain kelahiran Jakarta, 19 Desember 1993 itu sudah menandatangani kontrak berdurasi satu musim atau delapan bulan pada Senin (7/9).
Seperti apa tekad dan persiapan Adam sebelum terbang ke Bahrain? Berikut petikan wawancara Kukuh Wahyudi dari Harian BOLA dengan Adam Alis.
Selamat impian Anda bermain di luar negeri tercapai. Apa alasan Anda berminat main di kompetisi luar negeri?
Latar belakang saya memilih bermain di luar negeri karena kondisi sepak bola Indonesia sedang tidak kondusif. Saya masih muda jadi butuh cari pengalaman sebanyak-banyaknya.
Saya juga ingin merasakan atmosfer kompetisi di negara lain. Sebagai pemain, saya juga harus memiliki banyak referensi agar bisa terus berkembang.
Apa benar karena tawaran ini Anda memilih berhenti dari proses seleksi di TNI?
Iya memang benar. Saya memilih tak melanjutkan seleksi karena ada tawaran ke Bahrain. Memang keputusan yang sulit, tapi itu sudah saya ambil.
Apa respon keluarga dan orang tua terkait pilihan Anda itu?
Orang tua sangat mendukung keputusan saya memilih tawaran ke luar negeri. Bahkan mereka mengatakan memang jalan saya di sepak bola. Mereka menganggapnya sebagai solusi dari kompetisi sepak bola Indonesia yang tidak menentu seperti sekarang ini.
Apa sudah paham kompetisi di Bahrain atau East Riffa?
Saya belum banyak tahu. Sekarang sedang coba cari-cari informasi lewat internet.
Soal East Riffa, saya ikuti perkembangan mereka dari akun instagram. Mereka tim bagus, saya bersyukur bisa bergabung bersama mereka.
Persiapan apa saja yang sudah Anda lakukan selama ini?
Saya tidak banyak melakukan persiapan. Sebab saya baru sembuh dari sakit demam, lemas, dan pusing. Maka, saat ini hanya joging untuk menjaga kondisi saja. Soalnya sampai sekarang juga masih lemas.
Mengenai bahasa apa ada kendala?
Bahasa saya rasa bisa menjadi kendala. Saya kurang bagus berbahasa Inggris. Tapi, rencananya saya akan mengikuti kursus setelah tiba di Bahrain. Mungkin dalam sepekan 2-3 kali kursus.
Anda selama ini belum pernah menjalani satu musim di kompetisi kasta tertinggi. Tapi akan segera merasakan kompetisi kasta tertinggi di luar negeri. Apa merasa grogi?
Saya coba nikmatin saja bermain di luar. Saya akan buktikan kualitas saya sebagai pemain asing di sana. Yang jelas, saya harus lebih bagus dibanding pemain lokal di sana.
Kapan terbang ke Bahrain?
Masih belum ada kejelasan tanggal. Yang pasti, dalam waktu dekat ini.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Harian BOLA, Jumat 18 September 2015 |
Komentar