Transfer Hernanes dari Inter ke Juventus menjadi bumbu yang membuat hari terakhir bursa transfer Serie A kian sedap disimak.
Inter melepas Hernanes ke Juventus seharga 11 juta euro atau setara 175 miliar rupiah pada awal pekan ini. Oleh media Italia, transfer gelandang Brasil itu dinilai merekatkan kembali hubungan kedua rival bebuyutan itu.
Atmosfer laga derby d’Italia yang mempertemukan Juventus kontra Inter kerap diwarnai aroma rivalitas sengit, terutama akibat efek skandal calciopoli.
Kasus pengaturan skor itu menyebabkan dua gelar scudetto Juve dihapus. Titel juara Serie A 2004/05 ditiadakan, sedangkan scudetto 2005/06 menjadi milik Inter. I Bianconeri pun dihukum turun level ke Serie B pada 2006.
Hernanes sempat disorot tajam publik Juve akibat opininya terkait kasus itu.
Ketika baru hijrah dari Lazio ke Inter pada 2014, Hernanes berkata begini: “Saya senang menjadi bagian dari Inter. Klub ini satusatunya yang tak pernah terdegradasi ke Serie B.”
Media memutar kembali kisah soal komentar tersebut saat Hernanes resmi bergabung dengan Juventus. Dia pun meredakan ketegangan.
“Tak ada yang menyuruh saya mengatakan itu. Saya hanya mengucapkan apa yang dirasakan,” katanya dalam konferensi pers perdana sebagai pemain Juve (2/9).
“Hal pertama yang saya hindari ialah tampil di Serie B, jadi saya pikir fakta bahwa Inter tak pernah terdegradasi adalah sesuatu yang positif. Namun, hal itu masa lalu. Sekarang, saya senang di Juventus,” ujar Hernanes.
Gelandang berusia 30 tahun itu berterima kasih atas kesempatan yang diberikan di Inter, tapi ia kini menatap babak baru yang lebih menantang di Juve.
“Kepindahan ke Juve terjadi begitu saja. Saya terkejut, tapi juga bahagia. Saya tak sabar bermain di Liga Champion,” ucapnya.
Riwayat Transfer
Dalam riwayat Serie A, perpindahan pemain yang melibatkan Juventus dengan Inter bukan hal aneh.
Keran transfer penting di antara kedua raksasa Italia itu dibuka oleh hijrahnya Luigi Cevenini dari Inter ke Juve pada 1927.
Sejarah juga mencatat transfer legenda lokal semacam Roberto Boninsegna (Inter ke Juve; 1976), Alessandro Altobelli (1988), sampai Fabio Cannavaro (2004).
Namun, arus perpindahan langsung di antara kedua tim amat sepi setelah era calciopoli. Sosok terakhir yang menjembatani kedua kubu ialah Lucimar Ferreira alias Lucio.
Bek asal Brasil itu memutus kontraknya di Inter dan bergabung dengan Bianconeri pada 2012.
Hernanes menjadi pemain pertama yang melakoni transfer serupa dalam tiga tahun terakhir. Ia juga punya beban lain yang tersemat di punggungnya.
Hernanes memilih kostum nomor 11. Tugasnya ialah menghidupkan kembali angka tersebut setelah terakhir berjaya saat dipakai Pavel Nedved.
Setelah Nedved, si nomor 11 selanjutnya terbilang gagal. Amauri, Paolo De Ceglie, sampai Kingsley Coman tak bisa dikategorikan sukses bersama Bianconeri.
Akankah kiprah Hernanes mengikuti jejak Nedved, yang seperti Hernanes juga bekas idola Lazio. Atau, nasibnya akan serupa Amauri? Pelatih Massimiliano Allegri jelas berharap pilihan pertama.
“Saya menantikan gol-gol dari Hernanes. Dia pemain penting, anggota timnas Brasil, dan tentu akan berguna buat kami. Dia perekrutan yang sangat baik,” tutur Allegri.
Penulis: Beri Bagja
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 4 September 2015 |
Komentar