Kontroversial adalah kata yang sangat melekat dalam diri Mario Balotelli. Namun, hal tersebut seolah-olah menghilang dari striker Milan itu belakangan ini.
Sejak awal karier, Balotelli kerap membuat sejumlah aksi penuh kontroversi, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Jose Mourinho, pelatih Balo di Internazionale (2008-2010), melabeli sang penyerang dengan sebutan “pemain sulit diatur”.
Striker yang kini berusia 25 tahun itu juga pernah berselisih dengan Roberto Mancini, pelatihnya di Manchester City (2010-2013), pada sesi latihan tim.
Begitu banyak tokoh sepak bola, terutama di Italia, memberi nasihat kepada Balotelli agar ia hanya fokus bermain sepak bola.
“Balotelli sudah berusia 25 tahun, usia di mana setiap orang sudah cukup dewasa untuk menentukan apa yang ia inginkan,” kata kapten tim nasional Italia, Gianluigi Buffon, baru-baru ini kepada Rai Sport.
“Kami tahu potensinya. Dia harus menyadari hal itu sehingga segalanya dapat berjalan lebih baik baginya,” ucap Buffon.
Saat Milan memutuskan menginginkan Balotelli lagi dengan meminjamnya dari Liverpool pada musim panas 2015, tidak sedikit yang mempertanyakan kewarasan Milan.
Publik sudah mengecap Balotelli sebagai pemain sulit diatur. Tidak sedikit yang percaya tidak ada klub besar yang menginginkan jasa sang striker lagi.
Prediksi publik bahwa Balo akan membuat ulah terbukti awal September. Sang pesepak bola kedapatan mengendarai mobilnya dalam kecepatan amat tinggi sehingga Surat Izin Mengemudi (SIM) miliknya ditahan.
Namun, tidak ada insiden negatif lain dari Balo. Aksinya terkini bahkan malah mendapat pujian sejumlah pihak.
Aksi yang dimaksud adalah penampilan Balo saat Milan kalah 0-1 atas Internazionale, Minggu (13/9).
Bermain sebagai pengganti dan beraksi hanya 28 menit, Balo membikin susah Inter dengan melepas dua tembakan, membuat dua peluang.
Balotelli bahkan dijegal pemain Inter sebanyak empat kali. Hal ini membuktikan Balo memang membuat mantan klubnya kerepotan.
Ketenangan Balo kendati mendapat provokasi dari pihak lawan dinilai sebagai bentuk kematangannya sebagai pemain maupun pribadi.
Pelatih Inter, Mancini, memuji permainan Balotelli melawan timnya.
“Saat Balotelli masuk, dia membuat beberapa masalah untuk kami. Jika Anda membiarkannya melepas tembakan, dia akan menciptakan bahaya,” kata Mancini seperti dilansir Football Italia.
Ada indikasi bahwa penyebab dari perubahan positif Balo adalah karena sang pemain sadar Milan merupakan kesempatan terakhir ia dapat bersinar di klub yang punya nama besar.
“Saya berbicara lama kepada Mario di telepon. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami telah memberikannya kesempatan untuk menjadi juara lagi,” kata Presiden Milan, Silvio Berlusconi, seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.
“Dia punya kesempatan terakhir untuk menghapus kenangan buruk dalam pikiran orang banyak tentangnya,” ucap Berlusconi.
Taktik Tiga Striker
Melihat tanda-tanda kebangkitan dari Balotelli, sejumlah pengamat menilai Balo sudah siap untuk menjadi starter bagi Milan di laga berikutnya.
Sejauh ini, pelatih Milan, Sinisa Mihajlovic, lebih senang berstrategi dua striker dengan menerapkan formasi 4-3-1-2.
Bila terus demikian, Balotelli masih perlu membuktikan diri mengingat ia bersaing dengan Carlos Bacca dan Luiz Adriano.
Pada gim kontra Inter, Balotelli masuk menggantikan Bacca.
Harian La Gazzetta dello Sport edisi Selasa (15/9) punya gagasan ingin memaksimalkan jasa Balotelli di Milan dengan memakai skema 4-3-3.
Balotelli ditempatkan sebagai penyerang kiri, sementara Bacca di kanan dan Adriano di tengah. Opsi lain adalah menempatkan Balotelli sebagai false 9 (penyerang palsu) di antara Adriano dan Bacca.
Balotelli pernah beraksi dengan peran tersebut saat masih bermain di Inter di mana ia berkolaborasi cukup baik dengan striker Inter saat itu, Zlatan Ibrahimovic.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 16 September 2015 |
Komentar