Pelajaran berharga diraih tim sepak bola Pra PON Jawa Timur saat menghadapi tim Sumatera Selatan (Sumsel) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (16/9/2015). Pada pertandingan tersebut, Jatim harus mengakui keunggulan Sumsel, 1-2.
Tensi pertandingan meninggi sejak peluit babak pertama berbunyi. Sumsel harus kehilangan satu pemain karena kartu merah yang dikeluarkan wasit. Namun, jelang akhir babak pertama, mereka berhasil unggul berkat gol Yusuf Efendi.
Memasuki babak kedua, tensi permainan kian meninggi. Jatim memanfaatkan peluang dengan baik lewat titik putih usai salah satu pemainnya dilanggar bek Sumsel. Fahmi Al Ayyubi yang menjadi algojo menjalankan tugasnya dengan baik.
Hasil imbang tidak bertahan lama setelah Yusuf Effendi kembali mencetak gol bagi Sumsel. Keunggulan 2-1 Sumsel bertahan hingga pertandingan berakhir.
Pelatih Jatim, Hanafing, mencoba mengambil hikmah dari kekalahan yang di apat timnya. "Yang pasti kami dapat pelajaran berharga dari pertandingan melawan Sumsel," ujar Hanafing.
Meski bisa menerima hasil pertandingan, Hanafing menyayangkan permainan kasar yang diperagakan oleh tim Sumsel.
"Sayang, Sumsel memperagakan permainan keras menjurus kasar. Mereka tidak menunjukkan permainan sepak bola. Kalau itu terjadi di PON atau pertandingan resmi, tentu banyak kartu keluar dari kantong wasit," ujar Hanafing.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh pelatih Sumsel Rudy William Keltjes, ia menilai Jatim hanya mencari-cari alasan. "Seharusnya dia (Hanafing) melihat dirinya sendiri bukan yang lain. Apa dia tidak lihat, pemain Sumsel yang kena kartu merah saya tempeleng dan tidak menerima satu bulan gaji," kata Rudy.
Editor | : | Suci Rahayu |
Sumber | : | juara.net |
Komentar