Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Penonton GP Singapura Disarankan Memakai Masker

By Pipit Puspita Rini - Rabu, 16 September 2015 | 18:30 WIB
Para fans menyerbu pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo, menjelang GP Singapura 2014, 21 September 2014.
Lars Baron/Getty Images
Para fans menyerbu pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo, menjelang GP Singapura 2014, 21 September 2014.

Asap pekat yang menggantung di langit Singapura membuat sejumlah agenda olahraga di Negeri Singa itu dibatalkan. Ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, Formula 1, juga ikut terganggu dengan asap kiriman dari Sumatera ini.

Meski begitu, GP Singapura akan digelar sesuai jadwal pada 18-20 September 2015. Setelah berkoordinasi dengan pemerintah setempat, panitia mengatakan bahwa balapan masih memungkinkan digelar di Sirkuit Marina Bay.

Beberapa hari belakangan, kualitas udara di Singapura tergolong tidak sehat akibat kebakaran hutan di Indonesia. Bahkan, kualitas udara di sana sempat masuk ke kategori sangat tidak sehat saat diukur dengan Pollutant Standards Index (PSI).

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, panitia balapan menyarankan agar para penonton menggunakan masker. Selain itu, panitia juga akan terus memberikan informasi terbaru mengenai kualitas udara yang diukur lewat PSI.

"Untuk membantu para penonton, informasi dari PSI akan terus ditampilkan di situs resmi GP Singapura, situs GP Singapura versi mobile, dan layar raksasa di sekitar sirkuit," demikian pertanyaan resmi panitia yang disiarkan Autosport.

"Informasi kesehatan dari pemerintah juga akan ditampilkan di seluruh pintu masuk tempat parkir sirkuit. Masker N95 juga disediakan untuk para penonton beserta informasi harganya," lanjut pernyataan resmi tersebut.

Di dunia balap Formula 1, kabut asap bukanlah sebuah hal baru. Hampir setiap tahun, GP China di Sirkuit Shanghai selalu terganggu dengan kualitas udara yang buruk karena polusi.

Pada 2013, sesi latihan bebas terakhir GP India juga tertunda 20 menit karena masalah serupa. Jarak pandang sangat sempit, helikopter medis juga tidak bisa terbang karena polusi.


Editor : Tulus Muliawan
Sumber : Autosport


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X