Marouane Fellaini (27) menjadi striker jadi-jadian Manchester United pada laga kontra Liverpool di tengah absensi Wayne Rooney. Kendati Setan Merah menang 3-1, penampilan pemain jangkung asal Belgia tersebut di Old Trafford pada Sabtu (12/9/2015) penuh dengan plus dan minus.
Setelah kepergian Javier Hernandez dan Robin van Persie, pelatih Louis van Gaal memang tak punya pilihan banyak. Banyak yang memaklumi apabila sang bos tak berani menurunkan striker pendatang berusia 19 tahun, Anthony Martial, sebagai starter pada salah satu laga terpanas Liga Inggris ini.
Mari kita telisik pefroma Fellaini jika dibandingkan kompatriotnya dan striker lawan, Christian Benteke:
Statistik dari:
Secara sekilas, bisa kita lihat bahwa angka-angka keduanya tak banyak terpisahkan. Kedua kompatriot ini bermain sebagai tembok pantul di lini depan. Hanya, statistik terpenting bagi seorang striker mereka sangat berbeda: akurasi tembakan.
Fellaini tak mengenai sasaran dari dua usahanya ke gawang sementara Benteke mencetak gol dari hanya satu tembakan tepat sasaran yang ia dapatkan. Gol Benteke pun spektakuler, tembakan salto.
Gol tersebut menjadikannya sebagai pemain Belgia paling produktif di Premier League (44 gol). Fellaini masih perlu waktu untuk mengejar jumlah tersebut, sampai sekarang ia "baru" mencatatkan 31 gol. Fellaini bukannya tanpa kesempatan untuk memperbanyak torehan tersebut.
Ia mendapat satu peluang sangat besar saat kiper Liverpool, Simon Mignolet, melakukan kesalahan dalam mendistribusikan bola pada babak pertama. Dihadapkan dengan gawang kosong, tendangan lambungnya dari luar kotak penalti masih jauh dari sasaran. Bisa diperdebatkan bahwa Rooney atau bahkan Van Persie dan Cicharito bisa menceploskan peluang sama.
Secara jumlah sentuhan, kita bisa melihat peran sang pemain berambut kribo tersebut. Walau menerima bola sampai 34 kali, ia hanya melakukan tiga kali sentuhan di kotak penalti. Sekali lagi, jumlah ini sama dengan angka Benteke. Tetapi, striker Liverpool itu lebih efektif dengan sentuhannya di kotak terlarang.
Setidaknya, fakta bahwa Van Gaal mempertahankan Fellaini selama 90 menit laga menunjukkan bahwa sang pelatih tetap percaya kepadanya. Sang pemain juga menyentuh bola 58 kali sepanjang laga, menunjukkan besarnya pengaruh Fellaini kepada tim.
Kehadiran Martial, sang pencetak gol ketiga laga, pun memberikan lini depan United dinamika menarik antara striker tinggi jangkung dan striker lincah. Hal menarik adalah bagaimana peran Fellaini setelah Rooney kembali dari cederanya nanti.
Baca Juga: 5 Hal Menarik dari Man United vs Liverpool 3-1
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | juara.net, Labbola |
Komentar