Rahmad Darmawan, pelatih Persija Jakarta, juga menyoroti penilaian Presiden RI, Joko Widodo, perihal sanksi FIFA untuk PSSI dan sepak bola di Indonesia yang dianggap pemerintah sebagai hal yang biasa saja. Jokowi selama ini dianggap yang terlalu dangkal dalam mengartikan kompetisi dalam sepak bola.
Menurut Mayor (Marinir) itu, kompetisi jangan hanya dilihat dari menang kalah saja di lapangan. “Maaf, kali ini saya tidak setuju dengan Bapak Presiden. Kompetisi di sepak bola itu berjenjang. Banyak negara yang selalu tampil dan mengikuti semua agenda FIFA namun selalu kalah. Akan tetapi mereka ikut serta terus dalam kompetisi. Ingat kompetisi itu bukan soal juara atau tidak, menang atau kalah, tetapi lebih dari itu,” ucap Rahmad.
Ia pun mengingatkan bahwa timnas Indonesia baik senior atau junior, juga tidak melulu kalah dalam pertandingan dan kompetisi internasional. “Timnas U-19 pernah menjuarai Piala AFF U-19, lalu timnas U-23 dua kali berturut pernah lolos ke final SEA Games, 2011 dan 2013. Timnas senior juga pernah menang, apakah hal itu tidak dilihat oleh Bapak Presiden,” kata Rahmad.
"Banyak negara yang selalu tampil dan mengikuti semua agenda FIFA namun selalu kalah. Akan tetapi mereka ikut serta terus dalam kompetisi. Ingat kompetisi itu bukan soal juara atau tidak, menang atau kalah, tetapi lebih dari itu," ungkap Rahmad Darmawan
Mantan pelatih Indonesia U-23 itu juga mencontohkan banyak kemenangan yang bisa diraih individu lewat sepak. Misalnya seseorang yang bisa lepas dari kemiskinan karena menggeluti sepak bola. Contoh lain, ada pemain yang mampu lepas dari narkoba setelah serius menggeluti sepak bola. “Hal ini juga berarti kemenangan bagi individu tersebut,” tutur Rahmad.
Kini, baik Bendol atau Rahmad, berharap pemerintah sadar. Permintaan FIFA hanya satu soal sanksi, yakni pemerintah Indonesia harus menghormati otonomi dalam dunia olahraga khususnya sepak bola. Campur tangan pemerintah yang berlebihan dengan menginginkan perubahan federasi lewat pembentukan Tim Transisi yang merencanakan kongres pemilihan baru di PSSI, mereka anggap terlalu berlebihan.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar