Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rahmad Darmawan Tak Setuju Opini Presiden Jokowi

By Suryo Wahono - Kamis, 3 September 2015 | 12:36 WIB
Rahmad Darmawan, meski anggota TNI namun tetap tak setuju pernyataan Presiden RI.
Rahmad Darmawan, meski anggota TNI namun tetap tak setuju pernyataan Presiden RI.

Rahmad Darmawan, pelatih  Persija Jakarta, juga menyoroti penilaian Presiden RI, Joko Widodo, perihal sanksi FIFA untuk PSSI dan sepak bola di Indonesia yang dianggap pemerintah sebagai hal yang biasa saja. Jokowi selama ini dianggap yang terlalu dangkal dalam mengartikan kompetisi dalam sepak bola.

Menurut Mayor (Marinir) itu, kompetisi jangan hanya dilihat dari menang kalah saja di lapangan. “Maaf, kali ini saya tidak setuju dengan Bapak Presiden. Kompetisi di sepak bola itu berjenjang. Banyak negara yang selalu tampil dan mengikuti semua agenda FIFA namun selalu kalah. Akan tetapi mereka ikut serta terus dalam kompetisi. Ingat kompetisi itu bukan soal juara atau tidak, menang atau kalah, tetapi lebih dari itu,” ucap Rahmad.

Ia pun mengingatkan bahwa timnas Indonesia baik senior atau junior, juga tidak melulu kalah dalam pertandingan dan kompetisi internasional. “Timnas U-19 pernah menjuarai Piala AFF U-19, lalu timnas U-23 dua kali berturut pernah lolos ke final SEA Games, 2011 dan 2013. Timnas senior juga pernah menang, apakah hal itu tidak dilihat oleh Bapak Presiden,” kata Rahmad.

"Banyak negara yang selalu tampil dan mengikuti semua agenda FIFA namun selalu kalah. Akan tetapi mereka ikut serta terus dalam kompetisi. Ingat kompetisi itu bukan soal juara atau tidak, menang atau kalah, tetapi lebih dari itu," ungkap Rahmad Darmawan

Mantan pelatih Indonesia U-23 itu juga mencontohkan banyak kemenangan yang bisa diraih individu lewat sepak. Misalnya seseorang yang bisa lepas dari kemiskinan karena menggeluti sepak bola. Contoh lain, ada pemain yang mampu lepas dari narkoba setelah serius menggeluti sepak bola. “Hal ini juga berarti kemenangan bagi individu tersebut,” tutur Rahmad.

Kini, baik Bendol atau Rahmad, berharap pemerintah sadar. Permintaan FIFA hanya satu soal sanksi, yakni pemerintah Indonesia harus menghormati otonomi dalam dunia olahraga khususnya sepak bola. Campur tangan pemerintah yang berlebihan dengan menginginkan perubahan federasi lewat pembentukan Tim Transisi yang merencanakan kongres pemilihan baru di PSSI, mereka anggap terlalu berlebihan.


Editor : Ary Julianto
Sumber : BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X