Sepak terjang Louis van Gaal dan Brendan Rogders kembali menjadi sorotan. Keduanya dianggap belum mampu memaksimalkan kekuatan masing-masing klub.
Baik Manchester United maupun Liverpool FC baru menorehkan dua kemenangan plus satu hasil imbang di Liga Inggris. Jumlah gol keduanya juga masih tergolong minimalis.
Man. United mampu mengemas tiga gol dan kebobolan dua kali. Sebaliknya, Liverpool membukukan dua gol dan kemasukan tiga.
Namun, sesungguhnya manajer Liverpool berusia 42 tahun ini adalah “keturunan” tidak langsung dari Van Gaal.
Rodgers merupakan pelatih tim junior Chelsea saat Jose Mourinho pertama kali datang ke Stamford Bridge. Karier kepelatihan Rodgers melesat berkat sentuhan The Special One.
“Kesempatan untuk bisa bekerja dengan Jose Mourinho kala itu punya makna tak ternilai bagi saya,” ucap Rodgers beberapa waktu lalu, seperti dilansir Bleacher Report.
Nah, Mourinho merupakan mantan anak buah Van Gaal semasa di Barcelona.
Masih satu keturunan, tak heran jika Rodgers dan Van Gaal memiliki kesukaan terhadap hal yang sama. Dalam sepak bola, keduanya selalu fokus dalam penguasaan bola.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir penguasaan bola Liverpool di bawah arahan Brendan Rodgers kian menurun.
Pada musim 2012/13, penguasaan bola Liverpool mencapai angka 57,2 persen. Akan tetapi, hingga pekan keempat Premier League 2015/16, kemampuan menguasaan bola Liverpool merosot hingga 51,1 persen.
Rodgers mulai beradap tasi dengan kekuatan yang dimiliki Liverpool. Ia mulai mengembangkan taktik yang mengutamakan serangan balik dan tak segan melakukan manuver cepat guna mencetak angka.
Pantas ditunggu strategi siapa yang bakal menghasilkan tiga poin pada akhir pekan ini.
Penulis: Wieta Rachmatia
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 12 September 2015 |
Komentar