Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Setahun Menuju Olimpiade Rio, Semua Berpeluang

By Tulus Muliawan - Kamis, 20 Agustus 2015 | 15:06 WIB
Diskusi Bulu Tangkis Indonesia Setahun Menuju Olimpiade di Jakarta, Rabu (19/8).
Roosyudi Priyanto/BOLA
Diskusi Bulu Tangkis Indonesia Setahun Menuju Olimpiade di Jakarta, Rabu (19/8).

Bulu tangkis tak pelak lagi tetap menjadi andalan Indonesia merebut emas di Olimpiade Rio 2016. Diperlukan fokus dan dukungan sepenuhnya dari semua pihak untuk mewujudkannya.

Demikian yang terangkum dalam acara bertajuk "Bulu Tangkis Indonesia Setahun Menuju Olimpiade" yang diselenggarakan Detiksport untuk para pembacanya yang tergabung dalam Detiksport Forum di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (19/8).

"Saya tahu orang pasti menggantungkan harapan pada nomor ganda putra dan ganda campuran. Bagi saya, semua nomor berpeluang menjadi juara Olimpiade Rio 2016," kata Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan.

Gita tampil sebagai salah satu pembicara bersama chef de mission (CdM) Olimpiade London 2012, Erick Thohir, pelatih ganda putri Eng Hian dan peraih emas Olimpiade Beijing 2008, Hendra Setiawan.

Hadir pula dalam acara tersebut Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky dan Deputy IV Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Djoko Pekik Irianto.

"Semua bisa terjadi. Siapa menyangka Lindaweni Fanetri bisa meraih perunggu kejuaraan dunia," ujar Gita.

Satu atau dua emas dianggap sebagai sebuah target realistis.

"Kontingen Indonesia menargetkan 30 besar dalam klasemen perolehan medali. Dua medali emas rasanya cukup menempatkan kita pada posisi tersebut," kata Djoko.

Jika bulu tangkis mampu meraih satu emas, cabang lain diharapkan bisa menambahnya. "Tiga cabang unggulan kita adalah bulu tangkis, angkat besi, dan panahan," tutur Djoko.

Erick Thohir mengingatkan perlunya pendanaan, komunikasi, dan persiapan menghadapi Rio tahun depan. "Pendanaan semoga tak menjadi masalah juga komunikasi. Kita terkenal susah dalam berkomunikasi," kata Erick.

Kurang mulusnya komunikasi sejak dari induk organisasi, KONI, KOI hingga Kemenpora akan menyebabkan atlet yang menjadi korban.

Dia menyebutkan perlunya segera dipilih seorang CdM agar bisa mempersiapkan kontingen dengan sebaik mungkin.

"Dalam laporan pertanggungjawaban saya seusai Olimpiade London, saya sarankan paling tidak CdM ditunjuk dua tahun sebelum Olimpiade," katanya.

Sementara itu, Hendra Setiawan akan terlebih dahulu fokus menghadapi serangkaian turnamen guna mengejar poin untuk meraih tiket ke Rio.

Eng Hian juga menyebut hal sama untuk pasangan Gresya Polli/Nithya Krishinda. "Fokus dan mengubah beban sebagai motivasi," katanya.

Resep dari Rexy pun sama. "Laga di Olimpiade itu sangat berat, diperlukan kekuatan fokus dan mental pada setiap pertandingan," kata Rexy yang bersama Ricky Soebagdja meraih emas di Olimpiade Atlanta 1996.

Penulis: Roosyudi Priyanto

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Harian BOLA 20 Agustus 2015


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X