Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, mengaku tak terlalu cemas dalam menyikapi rentetan cedera otot yang banyak menimpa pemainnya.
Ketenangan Allegri berdasarkan kepada kesuksesannya mengantar Milan meraih scudetto pada 2010/11. Status juara Italia tetap dapat diraih sekalipun Milan direcoki 36 kasus cedera.
Akan tetapi, badai cedera Milan makin parah di musim 2011/12, yang notabene adalah tahun kedua Allegri menukangi skuat beralias Il Diavolo Rosso (Setan Merah) itu. Pada 2011/12 Milan gagal mempertahankan status sebagai kampiun Italia.
Dalam dua musim pertamanya mengarsiteki Milan, Allegri mendapati adanya 137 cedera dan 78 di antaranya merupakan masalah otot. Boleh dibilang Milan era Allegri, mengalami cedera otot sebanyak tiga kali dalam sebulan!
“Beban latihan terlalu berat,” kritik Presiden Milan, Silvio Berlusconi, waktu itu.
Simone Folletti serta-merta masuk ke dalam sorotan. Ia adalah pelatih fisik yang setia menemani Allegri sejak di Cagliari, Milan, dan kini Juventus.
Namun, banyaknya kasus cedera di Juventus bukan murni salah duet Allegri-Folletti. Stefano Grani juga punya andil.
Grani adalah fisioterapis kepercayaan Allegri. Kolaborasi keduanya telah dimulai sejak 2004. Kala itu, Allegri masih menukangi SPAL.
Grani dianggap terlalu buru-buru memberikan izin merumput bagi pemain yang baru saja pulih dari cedera. Kasus itu bisa terlihat dari cedera yang menimpa Sami Khedira dan Claudio Marchisio.
Khedira tak dimasukkan tim saat Juve menjalani laga uji coba pertama musim ini melawan Dortmund (25/9). Berselang enam hari, gelandang asal Jerman itu dianggap sudah pulih benar dari cedera otot dan berlaga di partai ekshibisi melawan Marseille.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar