Tekanan itu hadir lantaran selama dua kali sebagai finalis di pentas sepak bola nasional, baik di Divisi Dua maupun Divisi Satu, tim berjulukan Laskar Ketonggo itu selalu kandas di tangan klub-klub khas Sumatra Utara.
Pada final Divisi Dua 2012, Slamet Hariyadi dkk. dijegal Nusa Ina. Klub ini memang berasal dari Ambon, tapi pemilik Nusa Ina, Sihar Sitorus, berasal dari Sumut.
Satu tahun berselang pada final Divisi Satu 2013, tim yang saat itu diarsiteki Putut Wijanarko kalah 0-1 dari PS Kwarta Deli Serdang.
“Tampaknya kami ditakdirkan selalu bertemu klub asal Sumut. Kami telah dua kali tak pernah menang dan gagal jadi juara bila bertemu tim asal daerah itu,” kata Slamet Hariyadi, yang telah membela Persinga sejak di Divisi Dua.
Wajar bila pemain lama Persinga yang bergabung sejak Divisi Dua merasa terbebani catatan negatif tersebut.
Penulis: Abdi P./Gatot S.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 12 September 2015 |
Komentar