Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Inter-Milan: Potensi Derbi Medioker Lagi di Tengah

By Fajar Mutaqin Ahmad - Jumat, 11 September 2015 | 15:20 WIB
Geoffrey Kondogbia (Inter) dan Giacomo Bonaventura (Milan).
Geoffrey Kondogbia (Inter) dan Giacomo Bonaventura (Milan).

Medioker. Kata tersebut menjadi gambaran dua edisi terakhir derby della Madonnina.

Tak ada gol tendangan bebas indah ala Andrea Pirlo, sepakan spektakuler khas Dejan Stankovic, atau aksi-aksi nakal pemicu adrenalin yang sering dilakukan Alessandro Costacurta dan Marco Materazzi.

Dalam dua bentrokan di Serie A musim lalu Internazionale dan AC Milan berbagi skor imbang 1-1 dan 0-0.

"Bagi seorang bekas penyerang, Inzaghi adalah pelatih paling defensif yang pernah saya kenal," kata presenter olah raga kenamaan Italia, Ivan Zazzaroni.

Sasaran kritik Zazzaroni tak lain adalah pelatih Milan di Serie A 2014/15, Filippo Inzaghi, yang punya rekam jejak sebagai bomber haus gol.

Dalam dua derby della madonnina musim lalu, Milan seperti kekurangan akal untuk menembus pertahanan Inter. Masalah sama juga menerpa Inter.

Kedua tim hanya sibuk menggeser bola tanpa mampu memproduksi ancaman nyata. Tak heran jika sepasang pertemuan itu hanya menghasilkan 11 tembakan ke gawang.

Kehadiran Stevan Jovetic dan Ivan Perisic di kubu Inter, atau Carlos Bacca serta Luiz Adriano di sisi Milan musim ini, menyembulkan harapan fan untuk melihat lagi derbi berkualitas bintang lima.

Operan dan Jadwal Akan tetapi, kesibukan Inter serta Milan berbelanja pada bursa transfer musim panas 2015 berefek kepada belum begitu padunya skuat mereka.

Pelatih kedua kubu, Roberto Mancini (Inter) dan Sinisa Mihajlovic (Milan) sama-sama belum tuntas mentransfer filosofi mereka ke kepala pemain, terutama para muka baru.

Kemenangan beruntun yang berhasil dipetik Inter dalam dua pekan perdana Serie A 2015/16 lebih disebabkan oleh kecemerlangan individu (Stevan Jovetic), bukan sistem.

"Saat unggul 1-0 dan menurunkan kendali permainan, Anda berisiko kebobolan," kata Mancini usai Inter menang tipis 2-1 di kandang Carpi.

Problem Inter dan Milan identik. Mereka samasama takut mengoper bola ke arah depan.

Meski sukses mengurung Carpi, Geoffrey Kondogbia cs. sangat jarang melepas operan vertikal menuju kotak penalti lawan.

Masalah serupa dialami Giacomo Bonaventura dkk. di partai kontra Fiorentina (0-2) dan Empoli (2-1).

"Para gelandang tak bergerak dengan baik dan tak mengambil risiko serta tanggung jawab. Mereka selalu melepas operan simpel yang tak akan pernah menembus pertahanan Empoli," ujar Mihajlovic di Football Italia.

Faktor jadwal juga bisa membuat derby della Madonnina kali ini kembali berujung antiklimaks.

"Derbi Milano mungkin datang terlalu cepat. Namun, fakta bahwa kedua tim sedang dalam proses membangun akan menjadi alasan bagus seandainya kekalahan datang," kata pelatih yang mengantar Italia menjuarai Piala Dunia 2006, Marcello Lippi.

Penulis: Sem Bagaskara

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Harian BOLA 11 September 2015


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X