Kementerian Pemuda dan Olah Raga kedatangan perwakilan pemain, pelatih, dan suporter, Selasa (11/8). Sebagai korban, mereka menuntut Kemenpora agar lebih bijaksana jika memang ingin membenahi tata kelola sepak bola Indonesia.
Perwakilan pelatih terdiri dari Rahmad Darmawan, Hermansyah, Benny van Breukelen, dan Francis Wewengkang. Pemain diwakilkan oleh Gunawan Dwi Cahyo, Leonard Tupamahu, dan Kery Yudiono.
Suporter Persija, The Jakmania, tampil dengan melakukan aksi damai di depan kantor Kemenpora. Hadir dengan bermaterikan sekitar 500 orang, mereka berorasi dan membawa bendera berisikan pesan-pesan.
Pelatih, pemain, dan beberapa suporter mengeluarkan curahan hati kepada perwakilan Kemenpora yang menerima mereka, yakni Sesmenpora Alfrita Salamm, dan anggota Tim Transisi, Zuhairi Misrawi.
Tak hanya itu, Rahmad dkk. menuntut agar Menpora bertanggung jawab terhadap kevakuman kompetisi Tanah Air.
Pembekuan PSSI melalui SK bernomor 0130 dinilai salah langkah untuk memperbaiki sepak bola nasional.
"Seharusnya bukan membekukan PSSI. Mungkin bisa disamakan dengan kasus Hambalang. Apakah Kemenpora dibekukan? Oknumnya yang harus ditangkap, sedangkan sistem tetap berjalan," kata Rahmad.
Hal senada pun diungkapkan oleh Leonard. "Kalau memang Menpora ingin sepak bola Indonesia lebih maju, silakan diawasi. Kalau perlu dengan hukum yang lebih ketat. Namun, kompetisi harus dijalankan oleh PSSI," tuturnya.
Sementara itu, Sesmenpora hanya bisa menampung aspirasi yang dibawa pelaku sepak bola itu.
"Kami akan sampaikan ke Menpora terkait aksi ini. Yang jelas alasan kami membuat kebijakan yang sudah berjalan untuk melindungi pemangku kepentingan sepak bola, pelatih, pemain, dan suporter," tuturnya.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Restu Yuda
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 12 Agustus 2015 |
Komentar