Indonesia menjadi negara Asia pertama sebagai penyelenggara kejuaraan dunia paralayang yang dilaksanakan setiap dua tahun. Suatu kebanggaan sekaligus berkesan, kejuaraan ini masuk dalam rangkaian peringatan 70 tahun Indonesia Merdeka.
Paralayang memang tak sepopuler terjun payung. Apalagi jika dibandingkan dengan sepak bola sebagai olah raga yang mengundang antusiasme seluruh masyarakat. Sangatlah jauh!
Namun, bukan berarti pecinta paralayang tak banyak dan tak loyal. Sebut saja Gendon Subandono, yang sudah menekuni olahraga terbang melayang dari atas bukit dengan parasut itu sejak akhir 1980-an. Setahun kemudian, ia mendirikan Merpati Paragliding yang sampai sekarang memiliki lebih dari 100 anggota aktif berusia 15-65 tahun.
Kawasan Puncak, tepatnya di Gunung Mas, menjadi basis utama kegiatan paralayang para anggota Merpati Paragliding. Terkadang, mereka juga terbang di berbagai tempat di Indonesia yang memungkinkan untuk aktivitas paralayang.
Kawasan Puncak, dengan panorama eksotis kebun teh, ternyata menjadi arena paralayang yang memiliki persyaratan dunia. Tak heran jika kawasan Puncak dijadikan arena loma Kejuaraan Dunia Paralayang atau WPAC (World Paragliding Accuracy Championship) 2015 pada 9-17 Agustus.
“Bukan hanya kebanggaan bagi olah raga paralayang, tapi juga untuk bangsa Indonesia karena menjadi negara Asia pertama yang menjadi tuan rumah kejuaraan dunia ini," kata Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olah Raga RI pada pembukaan WPAC 2015 di Puncak, 10 Agustus kemarin.
Menpora pun menambahkan bahwa kegiatan bertaraf internasional tersebut menjadi momen yang paling berkesan dalam rangkaian peringatan 70 tahun Indonesia Merdeka
Momen penting itu pun dijadikan pendorong agar paralayang bisa masuk menjadi salah satu cabang olah raga pada Asian Games 2018, yang akan digelar di Indonesia. Tentu saja para atlet paralayang harus mengukir prestasi.
Target pada kejuaraan dunia itu adalah 10 atlet paralayang Indonesia bisa meraih tiga medali emas. Sapu bersih untuk nomor ketepatan mendarat perorangan putra dan putri, serta beregu.
Kesepuluh atlet Indonesia, jumlah atlet dari setiap negara dibatasi paling banyak 10, adalah Thomas Widyananto, Alexander H, Arief Kurniawan, Nanang Sunarya, Dede Supratman, Lis Andriana, Ike Ayu Wulandari, Rina Kusumaningrum, Milawati Sirin, dan Dian Rosnalia.
Mereka diharapkan tampil maksimal dan menorehkan prestasi membanggakan. Optimisme itu memang patut dimiliki karena mereka sering terbang di kawasan Puncak.
Untuk kejuaraan ini pun mereka sudah latihan intensif sejak 1 Agustus guna mematangkan kecakapan ketepatan mendarat yang menjadi poin utama dalam penilaiannya.
Editor | : | JUARA.net |
Sumber | : | juara.net |
Komentar