Setelah hampir tiga bulan lalu mengumumkan bakal menggelar Piala Kemerdekaan, baru pada pekan ini Tim Transisi akan melakukan MoU dengan event organizer penyelenggara turnamen.
Tim Transisi akan mengumumkan EO yang akan bekerja sama pada Senin (10/8). Meski begitu, Piala Kemerdekaan tak lantas bisa langsung bergulir. Badan Olah Raga Profesional Indonesia (BOPI) masih akan memverifikasi EO.
"EO akan kami undang persentasi. Hal itu terkait anggaran untuk memutar roda turnamen. Jika tak jelas, kami tak akan beri rekomendasi," kata Heru Nugroho, Sekjen BOPI.
Heru dan rekan-rekan BOPI tak mau Piala Kemerdekaan berhenti di tengah jalan karena pendanaan tak cukup. Terlebih lagi, pengeluaran turnamen itu membengkak karena nominal hadiah dinaikkan.
Semula, hadiah untuk juara pertama sebesar 500 juta rupiah, sedangkan runner-up hanya 300 juta, dan peringkat tiga 200 juta.
Setelah Tim Transisi bertemu Presiden Joko Widodo, hadiah tersebut kemudian dinaikkan menjadi 1,5 miliar rupiah untuk juara pertama. Peringkat kedua mendapat 1 miliar dan peringkat ketiga mengantungi 750 juta.
"Penambahan uang hadiah adalah permintaan dari Presiden Jokowi. Selain membuat peserta bersemangat, hadiah juara bisa menjadi modal klub untuk persiapan Divisi Utama pada November," ujar Wakil Ketua Umum Madiun Putra, Harminto.
Pelatih Wahyudi dan pemain Madiun Putra harus berjuang keras bila ingin memperoleh mahkota juara dan hadiahnya.
"Kalau melihat kekuatan dan persiapan calon lawan, Grup D sangat kompetitif. Kami berharap kehadiran suporter di Stadion Wilis mampu memotivasi para pemain untuk selalu memenangi pertandingan," tutur Harminto.
Pelatih Persepam Madura Utama, Jaya Hartono, juga termotivasi membawa tim asuhannya lolos dari babak penyisihan.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 10 Agustus 2015 |
Komentar