Carlos Queiroz melihat ada yang salah dari kebijakan transfer mantan timnya, Manchester United. Menurut pria yang menjabat sebagai asisten manajer pada rezim Sir Alex Ferguson ini, Louis van Gaal telah melakukan kesalahan besar dalam pemilihan pemain.
Sejak kedatangan Van Gaal ke Old Trafford, Manchester United merekrut sejumlah nama besar seperti Radamel Falcao dan Angel Di Maria. Namun, keduanya gagal bersinar sehingga angkat kaki pada bursa transfer musim panas 2015.
"Saya memiliki kekaguman dan respek terhadap Van Gaal dan David Moyes. Mereka adalah pelatih hebat. Namun, menurut saya, mereka telah melakukan kesalahan penting pada masa transisi dari Ferguson," kata Queiroz.
"Mereka melakukan transfer panik. Seharusnya, Anda melakukan persiapan dan mengambil keputusan bersama. Anda boleh salah mengambil keputusan, tetapi bukan keputusan panik saat membeli pemain," lanjut pria asal Portugal tersebut.
Kebijakan tersebut berlanjut pada musim ini. Manchester United merekrut Anthony Martial yang baru berusia 19 tahun dengan mahar 50 juta euro (sekitar Rp 788,7 miliar). Pos pengeluaran klub pun membengkak. Bila ditotal, uang yang digelontorkan The Red Devils sejak musim panas 2014 sudah mencapai 338,5 juta euro (sekitar Rp 5,3 triliun).
Queiroz melihat ada perbedaan besar dibandingkan era Ferguson. Saat nama terakhir duduk di kursi manajer, Manchester United mampu mengorbitkan beberapa bintang dari akademi, di antaranya Paul Scholes, David Beckham, Ryan Giggs dan Gary Neville.
"Kita bicara bagaimana mengembangkan pemain. Kini justru sebaliknya. Beberapa pemain terbaik mengalami penurunan. Saya melihat Di Maria pada beberapa pertandingan. Dia seperti tidak pernah bermain sepak bola," tutur Queiroz.
Untuk diketahui, Queiroz menjabat sebagai asisten manajer Manchester United pada 2002 hingga 2003 dan 2004 sampai 2008. Saat ini, dia bekerja sebagai pelatih tim nasional Iran.
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | Guardian |
Komentar