Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kebahagiaan Atlet Tunagrahita

By Fajar Mutaqin Ahmad - Kamis, 10 September 2015 | 17:01 WIB
Para atlet tunagrahita bersama Menpora Imam Nahrawi (kedua dari kiri).
Herka Yanis Pangaribowo/BOLA
Para atlet tunagrahita bersama Menpora Imam Nahrawi (kedua dari kiri).

Dalam acara puncak perayaan Hari Olah Raga Nasional (Haornas) ke-32, pemerintah memberikan apresiasi berupa bonus kepada insan olah raga Indonesia yang berprestasi.

Total ada tujuh kategori penghargaan dengan jumlah penerima sebanyak 61 orang. Besaran bonus yang diberikan nilainya mencapai lebih dari Rp12 miliar.

Menariknya, sebagian besar penerima bonus adalah atlet tunagrahita yang meraih prestasi gemilang di ajang Special Olympics World Games 2015.

Dalam ajang yang digelar di Los Angeles, AS, 25 Juli-2 Agustus, itu atlet tunagrahita yang tergabung dalam kontingen Special Olympic Indonesia (SOIna) merebut 19 emas, 12 perak, dan lima perunggu.

“Kami sangat berterima kasih kepada Kemenpora yang telah memberikan perhatian lebih kepada atlet tunagrahita,” kata Imam Subagyo, salah satu orang tua sekaligus pendamping atlet tunagrahita, kepada Harian BOLA.

Menurut Imam, pemberian bonus ini sangat bagus. Seingatnya, ini merupakan pertama kalinya atlet tunagrahita mendapat apresiasi dari pemerintah.

“Apalagi nilainya tak jauh beda dengan atlet biasa. Hal itu sudah seharusnya karena atlet tunagrahita punya hak dan kesempatan yang sama seperti atlet normal,” ujar Imam.

Imam berharap perhatian pemerintah bukan hanya sebatas bonus saja.

“Prestasi itu lahir dari latihan keras. Karena itu, kami ingin sarana dan prasarana latihan buat atlet tunagrahita lebih ditingkatkan lagi untuk menunjang latihan atlet,” tuturnya.

Salah seorang atlet tunagrahita yang mendapatkan penghargaan adalah Indra Prayudi.

Atlet bulu tangkis yang menyabet dua emas di Los Angeles itu berhak mendapatkan total bonus sebesar Rp400 juta.

“Saya senang sekali, Mas. Bonusnya gede banget. Uangnya mau saya tabung, sebagian lagi untuk bangun rumah,” kata Indra sambil tersenyum dengan mata berbinar-binar.

Sebanyak 11 pelatih yang berjasa memoles bakat dan dengan sabar mendampingi atlet tunagrahita sampai membuat prestasi turut kecipratan bonus. Totalnya sebesar Rp1,9 milar lebih.

“Menjadi pelatih atlet tunagrahita itu tak mudah. Namun, kami sangat menikmatinya. Kami menganggap mereka sebagai teman,” ujar Imam.

Penghargaan Hari Tua

Selain pelatih dan atlet tunagrahita, bonus juga diberikan kepada pelatih dan atlet berprestasi di ajang single event.

Penerima penghargaan kategori ini adalah Dede Sulaiman (peraih emas Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang 2015) dan Aero Sutan Aswar ( juara dunia kelas pro runabout stock World Finals Jet Ski 2014). Pelatih Dede, Teguh Maryanto, juga kebagian bonus.

Mantan atlet dan pelatih turut mendapat apresiasi berupa penghargaan hari tua.

Mereka yang menerima penghargaan kategori tersebut adalah Adyos Astan (tenis meja difabel), Hadi Judo Prajitno (tenis meja), Murniningsih (panahan), dan Ronald Sigarlaki (eks pelatih petinju Pino Bahari).

Penulis: Oka Akhsan

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Harian BOLA 10 September 2015


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X