Saat dibesut Pep Guardiola pada 2008 hingga 2012, Barcelona sukses merajai Spanyol, Eropa, bahkan dunia.
Guardiola menghadirkan tiga gelar La Liga beruntun buat Barca, yakni edisi 2008/09, 2009/10, dan 2010/11. Strategi racikan Guardiola juga membuahkan sepasang trofi Liga Champion (2008/09 dan 2010/11) dan Piala Dunia Klub (2009/10 dan 2011/12).
Koleksi gelar Guardiola di Barca akan semakin melimpah jika turut menyertakan Copa del Rey (2008/09 dan 2011/12), Piala Super Spanyol (2009, 2010, dan 2011), serta Piala Super Eropa (2009 dan 2011).
Kendati empat tahun kepemimpinannya di Barca dihiasi oleh gelimang trofi, Guardiola juga tak luput dari serangan rasa frustrasi. Momen tersebut terjadi pada 2011/12, satu-satunya musim di mana Guardiola gagal mempersembahkan gelar La Liga bagi Blaugrana.
“Saya rasa kami tak akan memenangi La Liga,” kalimat itu diucapkan Guardiola pada Desember 2011 dan ia ulangi lagi pada Februari 2012.
Kenapa Guardiola tiba-tiba menjadi figur yang pesimistis? Padahal La Liga 2011/12 baru kelar pada pertengahan Mei 2012.
Media yang berbasis di Barcelona seperti Sport dan Mundo Deportivo menyebut bahwa Guardiola jengkel terhadap korps pengadil yang seakan melapangkan jalan Real Madrid menuju tahta juara.
Sebelum meraih titel La Liga 2011/12, terakhir kali Madrid berstatus sebagai kampiun Spanyol adalah pada 2007/08. Artinya, Madrid kala itu mengalami tiga musim puasa gelar La Liga. Rentang tersebut dianggap terlalu lama bagi klub sebesar Madrid.
Klub Ibu Kota Spanyol itu tampak superior di La Liga 2011/12. Madrid menutup musim dengan keunggulan sembilan poin dari Barcelona yang menguntit di posisi kedua. Bahkan, pada pekan ke-22 La Liga 2011/12, Madrid sempat mengantongi surplus 10 poin dari Barcelona.
Pihak yang pro Barcelona menilai jarak poin masif itu tak akan tercipta jika Madrid tak dibantu wasit. Beberapa pendukung Barca lantas menyorot kemenangan 2-1 Madrid di kandang Mallorca pada pekan ke-18 La Liga 2011/12.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar