lagi mencatatkan angka defisit.
Madrid mengucurkan dana 89,5 juta euro guna mendandani skuat bentukan Rafael Benitez.
Jumlah setara 1,4 triliun rupiah itu menjadi rekor defisit terbesar El Real dalam lima musim terakhir. Angka kerugian masif muncul karena klub cuma mendapatkan 15 juta euro di lajur penjualan pemain.
Meski defisit besar tercipta, manuver Madrid kali ini dinilai berperan menciptakan musim panas yang sepi.
Ya, tak ada sosok yang benar-benar berkategori “bintang jadi” dari delapan rekrutan anyar. Fokus Benitez jelas.
Ia ingin memaksimalkan tenaga bintang-bintang yang sudah ada dengan perpaduan tenaga baru sebagai penjaga kedalaman skuat.
Sah-sah saja media menyebut Madrid melakukan perjudian besar dengan mengangkut Mateo Kovacic seharga 35 juta euro dari Inter.
Namun, kehendak klub bisa dimengerti jika kehadiran Kovacic dimaksudkan buat melapis Luka Modric di pusat lapangan.
Berkaca pada situasi musim lalu, Madrid pincang saat ditinggal Modric sebagai pengatur permainan sekaligus penjaga keseimbangan dari pusat lapangan. Kovacic punya fitur yang mirip dengan seniornya itu walau masih butuh waktu buat membuktikannya.
Hadirnya Casemiro pun ditujukan buat menjaga keseimbangan. Gelandang asal Brasil itu menghadirkan opsi bagi Benitez jika ingin menonjolkan sisi defensif.
Buat apa memiliki amunisi top di depan tanpa lini belakang yang tangguh?
Karena problem keterbatasan materi ini, El Real musim lalu tak leluasa merotasi skuat.
“Saya memiliki tim dan pemain-pemain yang hebat,” kata Benitez kepada Marca.
Setelah dibekali skuat yang dalam, tugas eks bos Napoli yang lebih besar barangkali ialah soal adaptasi taktik dan menjaga harmoni di antara setiap bintang.
Bagaimana dengan sektor kiper? Kegagalan merekrut David de Gea seharusnya memompa semangat Keylor Navas buat semakin membuktikan dirinya layak menjadi penerus Iker Casillas di bawah mistar El Real.
Penulis: Beri Bagja
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Harian BOLA, 2 September 2015 |
Komentar