Pelatih Persela Lamongan, Didik Ludianto, memuji taktik bertahan yang diterapkan PSGC Ciamis saat melawan timnya pada laga kedua Piala Presiden 2015, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (5/9/2015). Menurut dia, strategi tersebut berhasil membuat para pemain Persela frustasi.
Persela tertinggal lebih dulu setelah Osas Saha mencetak gol dari titik putih pada menit ke-19. Setelah gol tersebut, PSGC bermain bertahan dan Persela pun akhirnya baru mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-84 melalui kreasi Agus Salim.
"Dalam sepak bola ada menyerang dan bertahan. Jadi sah-sah saja kalau mereka menggunakan strategi seperti itu," jelas pelatih yang akrab disapa Pacul itu.
Lebih lanjut Didik menjelaskan bahwa timnya sendiri juga menerapkan strategi tersebut saat melawan Arema. Dalam posisi memimpin skor melalui gol yang diciptakan Mamadou Diallo saat pertandingan baru berjalan enam menit. Namun, Persela gagal memetik tiga poin karena pertandingan itu berakhir 1-1.
"Kami juga menggunakan strategi bertahan saat melawan Arema. Saya mencoba bermain bertahan dengan sesekali mengandalakan serangan balik cepat. Namun kami akhirnya gagal mempertahankan skor akibat kecolongan gol yang dicipta Lancine Kone di penghujung babak kedua," ucap pelatih yang juga tercatat sebagai PNS Kabupaten Lamongan itu.
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini
Editor | : | Sahlul Fahmi |
Sumber | : | juara.net |
Komentar