Inter Club Indonesia (ICI), komunitas penggemar Internazionale di Indonesia, mengadakan Gathering Nasional di Bali, pada 28-30 Agustus.
Agenda rutin tiga tahunan yang telah memasuki edisi keempat ini mengambil tema "Paras Paros" yang berarti harmoni dalam keberagaman.
Kegiatan Gathering Nasional ICI keempat diikuti 950 anggota dari 106 regional resmi di Aceh hingga Papua.
Penyelenggaraan tahun ini terbilang istimewa karena mendatangkan tamu kehormatan, yaitu legenda Inter asal Prancis, Youri Djorkaeff.
Seperti apa pandangan Djorkaeff soal komunitas ICI? Apa harapannya terhadap Inter di era Erick Thohir?
Berikut rangkuman sesi tanya jawab wartawan Harian BOLA, Oka Akhsan, dengan Djorkaeff dalam konferensi pers di Sol Beach House Hotel Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali, Jumat (28/8).
Selamat datang di Indonesia.
Terima kasih. Saya pernah datang ke sini, tapi sudah lama sekitar 15 tahun lalu. Sudah banyak sekali yang berubah.
Kesan Anda terhadap Bali dan acara ini?
Saya berterima kasih karena telah mengundang saya menjadi tamu kehormatan di acara ini. Saya sangat senang bertemu dengan kalian. Orang-orang di Indonesia benar-benar ramah.
Apalagi kegiatan ini berlokasi di Bali. Selain macetnya, semuanya sempurna.
Saat masih bermain, saya tak punya waktu bertemu banyak orang. Saya baru merasakan nikmatnya kehidupan setelah pensiun.
Bisa bertemu banyak fan merupakan sebuah pengalaman yang amat menyenangkan. Saya jadi ingin ke sini setiap tahun. Ha... ha... ha.
Komentar Anda soal komunitas penggemar Inter di Indonesia?
Saya sangat terkesan dengan ICI. Kalian berada jauh dari Italia, tapi memiliki afeksi yang sangat besar terhadap klub.
Bahkan, saya terkejut dengan anggota resmi kalian jumlahnya lebih dari 8.000 orang. Sebuah angka yang sangat fantastis.
Apa kegiatan Anda selepas pensiun?
Setelah gantung sepatu saya tinggal di New York, AS. Saya menjadi duta Inter di sana. Kami membangun Inter Campus dua tahun lalu untuk melatih anak-anak bermain sepak bola dua kali dalam sepekan.
Kami berharap bisa membangun lebih banyak lagi Inter Campus agar klub ini bisa semakin dikenal luas di seluruh dunia.
Bagaimana Anda memandang Presiden baru Inter, Erick Thohir?
Presiden Thohir punya tugas berat, yaitu membangun sejarah baru setelah era Massimo Moratti. Melihat strateginya sejauh ini, saya yakin Inter berada di tangan yang tepat.
Apa ekspektasi Anda terhadap Inter musim ini?
Kami harus mengakhiri musim lebih baik dari tahun lalu. Jika klub ingin lebih dikenal secara global, kami harus tampil di Liga Champion karena itulah target dari semua klub besar.
Saat ini kami dalam masa transisi. Kami harus memperlihatkan kehebatan di atas lapangan. Kami mesti selalu bermain di level tertinggi jika ingin bersaing dengan tim-tim kuat lain seperi Juventus.
Penilaian Anda terhadap Geoffrey Kondogbia?
Saya sering melihat penampilannya saat masih di Monaco. Menurut saya, Kondogbia punya potensi menjadi pemain hebat. Apalagi, ia sudah dipanggil tim nasional Prancis.
Hal itu akan menambah kepercayaan dirinya. Semoga ia bisa memenuhi ekspektasi dari harganya yang mahal. Kita lihat saja ke depan.
Apakah Kondogbia bisa menjadi seperti Paul Pogba?
Pogba adalah pemain yang sangat hebat. Namun, di dunia ini cuma ada satu Pogba. Kami beruntung karena dia membela tim nasional Prancis.
Sayangnya dia bermain untuk Juventus. Apa arti Inter buat Anda?
Sepanjang karier saya sudah bermain di berbagai negara mulai dari Prancis, Italia, Jerman, Inggris, sampai AS. Namun, klub saya cuma satu, yaitu Inter.
Meski hanya bermain selama tiga musim, Inter sudah seperti keluarga besar saya. Inter adalah spirit. Inter adalah jalan hidup.
Apa kenangan terindah bersama Inter?
Menjadi juara Piala UEFA pada 1997 begitu berarti buat saya. Namun, bagi saya setiap momen bersama Inter sangat menyenangkan.
Inter adalah klub besar yang sejajar dengan Manchester United, Barcelona, dan Real Madrid. Di era saya, skuat Inter dihuni pemain hebat. Bagus saja tak cukup, mereka harus sangat bagus. Saya bangga pernah menjadi bagian dari sejarah klub ini.
Penulis: Oka Akhsan
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 29 Agustus 2015 |
Komentar