Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mengenal Pemain Anyar Man United, Anthony Martial

By Okky Herman Dilaga - Rabu, 2 September 2015 | 05:02 WIB
Striker Manchester United, Anthony Martial.
John Peters/Man Utd
Striker Manchester United, Anthony Martial.

Manchester United harus menggelontorkan 48 juta euro untuk Anthony Martial dari AS Monaco. Padahal, reputasi dan kapasitas bocah berusia 19 tahun ini dnilai masih meragukan.

Wayne Rooney saja tak mengenal striker yang kerap dibandingkan dengan Thierry Henry ini. Morgan Schneiderlin harus menjelaskan panjang lebar kepada Rooney terkait potensi rekan senegaranya tersebut.

Perjalanan Martial memang belum panjang. Dia lahir pada Desember 1995 atau sebelas bulan setelah tendangan kung fu Eric Cantona mengarah tepat ke salah satu suporter Crystal Palace.

Martial memulai kariernya di CO Les Ulis, sebuah klub akademi yang tampil di kasta ketujuh Perancis, Division Supérieure Régionale. Klub ini dikenal karena pernah melahirkan nama besar seperti Thierry Henry dan Patrice Evra.

Pada 2009, pemandu bakat Olympique Lyon melihat aksi Martial, yang baru menginjak usia 14. Singkat cerita, Martial bergabung dengan akademi Lyon pada tahun yang sama.

Martial langsung melejit bersama tim junior Lyon. Pada musim keduanya, dia mencetak 32 gol dari 21 pertandingan. Alhasil, dia mendapat panggilan dari tim nasional Perancis U-17 untuk Piala Eropa 2012. Pada turnamen yang berlangsung di Slovenia ini, Martial cuma mencetak satu gol dan gagal membawa Les Blues lolos dari fase grup.

Usai pulang dari Slovenia, Martial naik pangkat ke tim kedua Lyon. Lagi-lagi, Martial unjuk gigi. Dia mencetak lima gol dari sebelas pertandingan pada musim 2012-2013. Atas dasar penampilan impresif tersebut, Martial dipromosikan ke tim utama dan mendapat jatah 57 menit pada pentas Ligue 1.

Kejutan diterima Martial pada 30 Juni 2013. Dia dipinang oleh AS Monaco dengan mahar 5 juta euro. Di lini depan Monaco, Martial harus bersaing dengan nama besar seperti Radamel Falcao, Dimitar Berbatov, dan Valerie Germain. Namun, pelatih Claudio Ranieri memberikan kesempatan agar Martial melakoni 15 partai Ligue 1. Sang pemain membayarnya dengan sumbangan dua gol.

Di mata Ranieri, Martial punya potensi besar, tetapi masih harus banyak diasah. "Terkadang, mentalitas ala Perancis mengatakan, 'Saya mungkin bermain baik. Saya mungkin akan bermain baik juga besok. Tidak, Anda harus bekerja keras setiap hari untuk menunjukkan penampilan terbaik'," kata Ranieri pada 2013.

Martial mengamini pesan dari Ranieri. Dia tak memungkiri bahwa penyelesaian akhir adalah titik lemahnya. "Saya coba belajar dari Falcao. Dia bisa jadi panutanku untuk membenahi pergerakan dan penyelesaian akhir," ucapnya.

Musim panas 2014 mengubah nasib Martial. Kepergian Falcao dan James Rodriguez membuat pelatih Leonardo Jardim mengubah kebijakan dan mengutamakan pemain muda. Tak ayal, Martial menjadi pilihan reguler di lini depan. Dia menjalani 35 pertandingan liga, 19 di antaranya sebagai starter.

Menilik statistik dan perjalanannya, Martial memang belum matang, tetapi punya peruntungan. Satu tahun di Lyon, dua tahun di Monaco, dan kini berseragam Manchester United. Pengorbanan finansial The Red Devils cukup besar hingga Martial bertengger di posisi keempat pemain termahal pada bursa transfer musim panas 2015.

Louis van Gaal mengklaim bahwa tim pemandu bakat Manchester United sudah berkali-kali mengamati permainan Martial. Oleh karena itu, Manchester United berani membayar mahal. "Dia memiliki segala atribut untuk menjadi pemain papan atas," katanya.

Soal bakat, Thierry Henry sepakat dengan Van Gaal. Berdasarkan penampilan Martial ketika menyingkirkan Arsenal pada Liga Champions musim lalu, Henry mengatakan, "Dia punya masa depan cerah."

"Akan tetapi, dia baru bermain 52 pertandingan. Anda tak akan menjadi pemain yang sama setelah menjalani 100 atau 150 pertandingan," lanjut Henry.

Kini, segalanya bergantung pada Martial sendiri. Bila gagal beradaptasi, dia bisa saja menjalani laga ke-100 tanpa seragam Manchester United. Sudah ada bukti, pemain sekaliber Radamel Falcao saja tak mampu mengatasi tekanan di skuad asuhan Van Gaal. Perlu diingat pula, benang merah Falcao dan Martial bukan cuma klub asal, tetapi juga kostum bernomor 9.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Anju Christian Silaban
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X