Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Soal 'Match Fixing', PSSI Dalami Laporan Gunawan

By Ary Wibowo - Senin, 24 Agustus 2015 | 22:48 WIB
Pintu gerbang Kantor PSSI di Senayan, Jakarta, disegel dengan rantai besi oleh massa dari Pecinta Sepakbola Indonesia, Minggu (19/4/2015). Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjatuhkan sanksi administratif kepada PSSI yang isinya memutusk
KOMPAS / AGUS SUSANTO
Pintu gerbang Kantor PSSI di Senayan, Jakarta, disegel dengan rantai besi oleh massa dari Pecinta Sepakbola Indonesia, Minggu (19/4/2015). Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjatuhkan sanksi administratif kepada PSSI yang isinya memutusk

Komisi Disiplin PSSI menyatakan bakal memanggil Djamal Aziz dan perwakilan PT Liga Indonesia untuk mendalami laporan mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan, terkait praktik pengaturan skor di Divisi Utama Liga Indonesia 2013.

Pernyataan itu diungkapkan Ketua Komdis PSSI, Ahmad Yulianto, seusai menggelar sidang Komdis di Jakarta, Senin (24/8/2015). Sidang tersebut membahas laporan Gunawan perihal praktik-praktik pengaturan skor yang terjadi di DU Liga Indonesia 2013.

"Pelatih Gunawan katanya beberapa kali melaporkan ke Pak Djamal, tetapi tidak ada tanggapan," ujar Ahmad.

Sementara itu, terkait pemanggilan perwakilan PT Liga Indonesia, Ahmad mengatakan pihaknya  akan menanyakan mengapa di klub Divisi Utama tidak ada sistem degradasi. Tidak ada sistem itu, menurut keterangan Gunawan,  memungkinkan para klub yang berada di peringkat bawah menggunakan kesempatan pengaturan skor untuk memperoleh pemasukan lebih banyak.

"Hampir semua klub Divisi Utama yang di (peringkat bawah) itu melakukan match fixing karena tidak ada yang menggaji, tidak ada anggaran di APBD," ujar Ahmad.

Gunawan sebelumnya mengakui bahwa klub Persipur Purwodadi yang ditukanginya pada 2013 melakukan praktik pengaturan skor yang melibatkan seluruh manajemen, pemain, pelatih, dan ofisial klub. Ia menjelaskan bahwa setiap melakukan pengaturan skor klub Persipur Purwodadi mendapatkan uang sebesar Rp400 juta tiap sekali pertandingan.

Sedangkan untuk pemain, kata Gunawan, memperoleh Rp10 juta hingga Rp15 juta setiap terlibat dalam pengaturan skor per laga. Ia pun mengungkapkan sudah memaparkan hal tersebut dalam sidang Komdis hari ini.

"Saya ditanyai seputar pengalaman saya dan apa yang saya tahu (tentang pengaturan skor). Keterangannya sama seperti yang pernah saya sampaikan di salah satu stasiun televisi dan beberapa media massa," ungkap Gunawan.


Editor : Ary Wibowo
Sumber : Antara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X