Dalam tiga kesempatan mentas di Piala Super Eropa, Sevilla hanya mampu sekali meraih trofi juara.
Kendati demikian, satu-satunya trofi Piala Super Eropa milik Sevilla itu terasa spesial. Pada 25 Agustus 2006, Sevilla yang berstatus sebagai kampiun Piala UEFA 2005/06 membantai juara Liga Champion 2005/06, Barcelona, tiga gol tanpa balas.
Kekalahan dari Sevilla di Piala Super Eropa 2006 dianggap sebagai awal dari kehancuran Barcelona era Ronaldinho. Piala Super Eropa 2006, konon juga menjadi salah satu penyebab memburuknya hubungan Ronaldinho dengan pelatih Barca saat itu, Frank Rijkaard.
Sebelum mentas di Piala Super Eropa 2006, Ronaldinho malah disibukkan dengan tugasnya sebagai ikon produk sebuah perusahaan telepon genggam.
“Antara hal satu dengan yang lain tak ada hubungannya. Saya hanya berada di acara tersebut selama 20 menit,” kata Ronaldinho saat itu.
Ronaldinho boleh melakukan pembelaan. Namun, prestasi Barca langsung menurun drastis semenjak kalah dari Sevilla di Piala Super Eropa 2006. Pada musim 2006/07, Barca hanya meraih satu gelar yakni Piala Super Spanyol. Semusim setelahnya, Ronaldinho cs. bahkan tak meraih sebiji trofi pun.
Padahal, sebelumnya Barcelona bak berada di puncak kejayaan kala menggondol gelar dobel La Liga (2004/05 dan 2005/06) serta Liga Champion 2005/06.
Fenomena itu bisa menjadi pelajaran bagus bagi Barcelona besutan Luis Enrique yang tengah bersiap menghadapi Sevilla di ajang Piala Super Eropa 2015, Selasa (11/8).
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar