Secara brutal, pelatih AS Roma Rudi Garcia bilang pada akhir musim lalu bahwa jarak antara mereka dan Juventus di akhir musim 2015/16 bisa semakin melebar!
Barangkali Garcia mencoba untuk memberikan opsi pandangan realistis soal perbandingan kekuatan mereka dan Juventus. Namun, di sisi lain, pesimisme itu dianggap sebagai hal yang buruk mengingat Serie A edisi 2014/15 saat itu juga belum berakhir.
Sekitar dua bulan berlalu dan musim 2015/16 sudah di depan mata. Tak ada lagi aura pesimis di kubu tim asal ibu kota Italia.
Garcia mungkin boleh saja masih merasa belum puas dengan geliat transfer Direktur Olah Raga, Walter Sabatini, di lantai bursa. Namun, secara urgensi dan kebutuhan Roma telah memperkuat diri dengan baik untuk menantang Juventus secara serius di jalur perebutan scudetto.
Pertama, Radja Nainggolan resmi dipermanenkan. Bersama Miralem Pjanic, Daniele de Rossi, dan Kevin Strootman yang pulih dari cedera, garcia memiliki empat gelandang kelas dunia pengatur lini tengah.
Ibarat Batigol
Gelombang optimisme semakin menyebar. Wojciech Szczesny resmi dipinjam dari Arsenal. Dia punya pengalaman segudang di pentas Liga Champion yang bisa sangat membantu Roma.
Setelah itu, Mohamed Salah masuk. Winger lincah asal Mesir ini menjadi sensasi di musim terakhir bersama Fiorentina.
Dentuman belum berhenti. Apa yang rasanya paling dibutuhkan oleh Garcia akhirnya didapatkan, seorang predator di kotak penalti: Edin Dzeko.
"Juventus mungkin masih favorit, tapi bersama Dzeko, Roma bisa mengubah keseimbangan," ungkap striker Chievo, Giampaolo Pazzini. Ungkapan Pazzini barangkali bisa mewakili sebagian besar opini para pecinta sepak bola Italia yang bisa jadi mulai bosan melihat dominasi Juventus.
Editor | : | |
Sumber | : | Tabloid BOLA Edisi 2.628 |
Komentar