Semula Persela setengah hati untuk menerjunkan timnya di ajang Piala Presiden. Gelagat itu terlihat sejak pertama kali tim berjulukan Laskar Jaka Tingkir menggelar latihan pada 10 Agustus lalu.
Dalam latihan itu tak satu pun dari tiga pemain asing Persela, yakni Pedro Javier (striker), Balsa Bozovic (gelandang), dan David Pagbe (stoper), hadir.
Pelatih kepala Iwan Setiawan yang pada LSI 2015 menjadi nakhoda tim pun digantikan Didik Ludianto, yang berstatus asisten pelatih.
Tak hanya itu, gelandang Dhanu Rosadhe juga tak diikat sehingga akhirnya menyeberang ke Persatu Tuban, yang terjun di Piala Kemerdekaan. Soal target, Didik pun hanya menjawab ingin lolos dari babak penyisihan.
Seiring berjalannya waktu, Didik mulai gelisah dengan materi yang dimilikinya. Meski dalam dua kali uji coba mengoleksi kemenangan, ia belum puas.
Kala menjajal tim lokal Lamongan, PS AKRAB, di Stadion Surajaya, Lamongan (15/8), Persela menang 9-1. Setelah itu Persela unggul 3-1 kala menjajal Deltras di Stadion Delta, Sidoarjo (22/8).
Meski meraih hasil positif, Didik menepikan dua kemenangan tersebut. Ia menilai lawan-lawan yang dihadapi jauh di bawah level Persela. Tak heran jika setelah dua laga uji coba itu Didik dan manajemen sepakat untuk mencari tambahan pemain, khususnya pemain asing.
"Bermain tanpa pemain asing membuat permainan Persela terlihat kurang gereget," kata Didik Ludianto.
Untuk menjawab permintaan pelatih, manajemen lantas mendatangkan satu paket pemain asing asal Afrika, yakni Mamadou Lamarana Diallo (striker), Frank Oliver Ongfiang (gelandang), dan Banaken Bossoken (stoper).
Sejak dua hari lalu, ketiganya telah berada di Lamongan dan sudah berlatih bersama tim. "Mereka sudah kami daftarkan ke panitia penyelenggara," ucap Didik.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 26 Agustus 2015 |
Komentar