Gara-gara sanksi FIFA kepada Indonesia, keinginan Danilo Fernando untuk mengikuti kursus kepelatihan lisensi C AFC untuk sementara tak kesampaian.
Agar tak menganggur, pemain asal Brasil yang gantung sepatu usai mengantarkan Pusamania Borneo FC juara Divisi Utama 2014 ini memilih menjadi koki.
Memasak bukan hal baru bagi Danilo. Ayahnya adalah juru masak. Bakat itu menitis pada mantan gelandang yang pernah mengantarkan Persebaya dan Persik juara kompetisi kasta tertinggi Indonesia ini.
“Sebetulnya saya sudah terbiasa masak sejak dulu. Teman-teman pemain asing dari Amerika Latin sering menikmati beragam masakan saya,” tuturnya.
Selain masakan andalannya, buenos chrurrasco (masakan berbahan dasar daging sapi), juga ada ayam dan sosis yang diberi bumbu khusus.
“Saya sengaja berikan yang halal dengan rasa berbeda karena awalnya saya ingin berikan alternatif pilihan berbuka puasa. Banyak bahannya dari impor,” ujar suami mantan Manajer Deltras, Ayu Sartika, tersebut.
Tak sulit mencari rumah makan Danilo karena terletak di wilayah yang cukup strategis, yakni di Jalan Slamet, Surabaya. Maklum, lokasinya berdekatan dengan balai kota dan mal-mal besar.
Bisnis kuliner tampaknya berjodoh dengan sang mualaf ini. Pasalnya sejak dibuka pada awal Ramadan lalu, restorannya tak pernah sepi pengunjung. Bahkan, karena animo pembeli yang cukup besar, rumah makan yang semula hanya buka Sabtu-Minggu, kini juga buka Kamis dan Jumat.
“Alhamdulillah, semakin ramai saja,” kata Danilo. Ia pun mulai berpikir ulang untuk konsentrasi total ke profesi barunya ini. “Dilihat saja, kalau prospeknya bagus dan permintaan terus mengalir, bisa jadi saya menggelutinya dengan serius,” katanya.
Danilo merasa beruntung, karena di saat kondisi sepak bola Indonesia seperti sekarang, ia justru menerima banyak rezeki di luar sepak bola.
“Seandainya tidak disanksi FIFA, mungkin saya sekarang tidak bisa konsentrasi di sini saja,” katanya.
Editor | : | Bolanews |
Sumber | : | Harian BOLA (Fahrizal Arnas) |
Komentar