Butuh waktu 21 tahun untuk bisa mengulangi sebuah sejarah penting di kancah Eropa. Ya, raihan prestasi Sevilla mempertahankan Piala UEFA dalam genggaman tahun ini adalah sebuah proses napak tilas dari langkah Real Madrid di 1985/86.
Sevillistas mengungguli rival senegara, Espanyol, 3-1 dalam adu tendangan penalti pada final di Hampden Park pada 16 Mei. Tos-tosan perlu dilakukan setelah pasukan Juande Ramos tertahan 2-2 hingga 120 menit berlalu.
Kiprah sang juara bertahan dimulai saat mereka melewati hadangan klub Yunani, Atromitos, di putaran pertama pada September 2006. Keunggulan dengan agregat telak 6-1 saat itu memang menunjukkan bahwa Sevillistas layak kembali dijagokan mengulangi kesuksesan musim silam.
Namun, ada pula yang sempat meragukan keunggulan skuad Ramos atas Atromitos sebagai pertanda bagus lantaran Yunani memang tengah dirundung masalah. FIFA baru merestui keikutsertaan klub-klub Yunani sekitar empat bulan sebelumnya lantaran federasi mereka sempat diintervensi pihak pemerintah.
Secara keseluruhan, keseimbangan kompetisi juga terganggu kasus calciopoli di Serie A. AS Roma dan Chievo, yang masuk daftar unggulan ketika pada akhir musim sebelumnya memastikan lolos ke Piala UEFA, justru naik ke level Liga Champion untuk menggantikan Juventus dan Fiorentina.
Periquitos Meyakinkan
Kehadiran klub-klub papan tengah Serie A sebagai pengganti keduanya membuat para pengamat lebih menjagokan klub-klub La Liga dan Premier League sebagai kandidat kuat jawara Piala UEFA.
Well, faktanya justru Inggris hanya menyisakan Tottenham di perempatfinal dan mereka dilibas dengan agregat 4-3 oleh skuad Ramos. Keyakinan tentang perimbangan Espanyol dengan Sevilla sedikit berubah ketika di semifinal Espanyol tampil lebih meyakinkan atas Werder Bremen.
ubu Periquitos menang dengan selisih total 5-1 atas sang wakil Jerman dalam dua leg, sementara anak-anak Ramos secara total hanya unggul tipis 2-1 dari klub Spanyol lain, Osasuna.
Faktanya mentalitas Sevillistas di laga puncaklah yang jadi penentu. Jangan lupa, salah satu gol Sevilla di adu penalti dicetak Antonio Puerta, yang empat bulan kemudian secara mengenaskan mengembuskan napas terakhirnya di La Liga saat menghadapi Getafe musim ini.
(Penulis: Darojatun)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Selasa 25 Desember 2007, BOLA Edisi No. 1.786 |
Komentar