AC Milan akhirnya meresmikan pembelian Alessio Romagnoli dari Roma pada Selasa (11/8) ini.
Romagnoli tiba di Milan dengan biaya transfer senilai 25 juta euro atau setara 378 miliar rupiah. Jumlah itu dicicil Milan dalam jangka waktu lima tahun. Artinya, Rossoneri harus membayar lima juta euro per musim kepada Roma sampai 2020, sesuai durasi kontrak sang pemain.
Perdebatan soal layak atau tidaknya pemuda berusia 20 tahun itu dihargai sedemikian mahal wajar mengemuka. Di Roma, ia cuma mengemas 13 penampilan di liga selama dua musim. Romagnoli merupakan jebolan akademi Sang Serigala, tapi ia cuma butuh 30 partai musim lalu buat meledak di klub lain, Sampdoria, dan meningkatkan pamornya di bursa.
Dalam masa peminjaman di Samp, ia mekar di bawah arahan Sinisa Mihajlovic, yang kini sangat menginginkannya bergabung di Milan. Sadar dirinya bakal dihujani kritik, Direktur Olah Raga Roma, Walter Sabatini, mengatakan, “para jurnalis di Roma punya hak untuk marah.”
Ucapan sang direktur mengacu pada kritik atas keputusannya melego dua produk akademi Roma sekaligus ke Milan musim panas ini. Sebelum Romagnoli, Sabatini menyetujui penjualan Andrea Bertolacci dengan harga mahal pula, yakni 20 juta euro. Transfer Romagnoli barangkali lebih menyita atensi mengingat usianya masih belia dan posisinya sebagai bek tengah.
Alessio Romagnoli (depan), dalam laga uji coba Roma Merah vs Roma Putih di Jakarta (25/7). (Robertus Pudyanto/Getty Images)
Jarang ada pemain bertahan, apalagi lokal, dihargai sedemikian mahal. Transfermarkt mencatat harga termahal buat seorang bek yang dibeli klub Italia adalah 41,5 juta euro atas nama Lilian Thuram ke Juventus pada 2001/02. Di antara produk lokal, nilai transfer total Romagnoli cuma kalah dari legenda Milan dan eks kapten Lazio, Alessandro Nesta, pada 2002/03 (30,5 juta euro).
“Sabatini melakukan hal yang tak terpikirkan. Anda harus memberikan produk akademi kesempatan buat tampil di tim utama. Hal itu menjadi investasi jangka panjang yang lebih baik. Namun, Milan setidaknya lebih menghargai bakat Romagnoli.” Begitu bunyi sebuah kolom opini di situs Chiesa di Totti.
Sabatini cs. diklaim memutus jalur regenerasi dari akademi klub ke tim utama tim. Publik Roma rindu akan kejayaan produk-produk asli mereka di tim utama yang saat ini hanya terwakili secara reguler oleh Francesco Totti (38 tahun), Daniele De Rossi (32), serta Alessandro Florenzi (24). Namun, di sisi lain, langkah Sabatini merupakan aksi luar biasa dari sisi finansial. Karena status Romagnoli sebagai pemain akademi, Roma mengubahnya dari pemain gratisan menjadi mesin uang di bursa transfer.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Transfermarkt, La Gazzetta dello Sport |
Komentar