0 atas PSMS pada partai akhir, Sabtu lalu di Stadion Delta, Sidoarjo, Singo Edan hanya kalah selisih gol dari Ayam Kinantan.
Sayang, nasi sudah menjadi bubur. BLI tak mungkin mengubah peraturan yang sudah dibuat jauh-jauh hari. Selain itu, kurang produktifnya Arema dalam mencetak gol juga menjadi sumber bencana.
Hasil ini melengkapi derita Arema, yang merasa menjadi korban wasit. Musim depan harapan akan munculnya wasit yang bersih pun ditiupkan.
“Semua sudah terjadi, namun perjuangan belum berakhir,” ucap Satrija Budi Wibawa, manajer Arema yang mengambil ancang-ancang mencari pelatih pengganti Miroslav Janu. Ia juga yakin 90% pemain masih mau bertahan di Arema.
Enam kali Arema masuk babak delapan besar liga. Namun, kutukan gagal di babak ini seakan semakin kuat saat Singo Edan tak mampu menerobos babak semifinal. “Kami semua sudah berusaha maksimal, maaf pada klub dan Aremania, saya tidak bisa membawa Arema ke semifinal,” ujar Joko “Getuk” Susilo, pelatih Arema.
“Di Arema, seni sepakbola sangat terasa. Ini yang tidak dimiliki tim lain,” ujar Alexander Pulalo, kapten Arema yang sebenarnya tergolong pemain yang sering pindah tim tapi kini betah di Malang.
(Penulis: Indra Ita)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Selasa 29 Januari 2008, BOLA Edisi No. 1.796 |
Komentar