Sebagai tim ibu kota yang ditopang dana berlimpah, Persija selalu menebar sensasi. Hampir selalu ada aneka berita kontroversial mengikuti perjalanan Tim Macan Kemayoran di setiap musim.
Kadang langkah Persija di kompetisi terhadang karena riak konflik yang memecah kekompakan tim. Hal itu sedikit berubah pada musim 2007. Kini Persija tampil low profile. Langkah Bambang Pamungkas dkk. tergolong tanpa riak berarti.
Memang di awal musim sempat mencuat berita menggemparkan berupa pergantian manajer secara mendadak dari IGK Manila ke almarhum H. Susanto, tapi tak sampai memengaruhi suasana tim.
“H. Susanto memang tokoh kontroversial, tapi dia terbukti sanggup mengemban tanggung jawab sebagai manajer tim. Bahkan, walau hanya sempat singgah dua bulan, dia sudah bisa akrab dengan semua pemain,” ujar Ismed Sofyan, bek sayap Persija.
Soal komposisi pemain, khususnya legiun asing, Persija terlihat tak terlalu jorjoran seperti biasa. Pemain impor yang diboyong terbilang biasa saja. “Sekarang kami tak mencari pemain berdasarkan nama besar, tapi disesuaikan dengan kebutuhan. Tak ada lagi niat mengumbar uang miliaran rupiah,” kata Isman Jasulmei, asisten pelatih.
Prioritaskan Lokal
Bahkan bisa dibilang pemain asing yang ada hanya menjadi pelengkap. Pemain lokal yang dulu kerap terpinggirkan kini lebih mendapat tempat di hati pelatih Serghei Dubrovin.
Arsitek asal Moldova tersebut memang terkenal piawai dalam memanfaatkan pemain-pemain semenjana. Saat sukses mengantar Petrokimia Gresik menjadi juara kompetisi liga musim 2002, materi pemain timnya biasa-biasa saja.
Begitu pula ketika membawa PKT Bontang menjadi semifinalis liga pada 2000. Serghei mengedepankan kolektivitas. “Tak ada pemain yang tak tergantikan dalam tim ini,” sebut Serghei.
Gaya itu terbukti sukses kala Persija berulang kali ditinggal pemain mereka memperkuat timnas. Sebut saja Atep dan M. Roby di tim SEA Games. Performa Persija tak pincang. Bahkan, jika Persija bisa konsisten hingga akhir musim, mereka berpotensi mengawinkan gelar Copa Dji Sam Soe dan liga.
Khusus di Copa, Persija sukses menembus babak 8 besar setelah menumbangkan tim kuat PSM. Jika sukses menekuk Deltras, mereka kembali mengulang prestasi musim lalu, lolos ke babak semifinal.
“Terus terang kami penasaran pada ajang Copa. Pada 2005 kami menjadi finalis, tahun lalu kami sukses menggapai posisi tiga besar. Semoga tahun ini bisa juara,” ujar Hamka Hamzah, bek tengah.
Jika berhasil lolos ke 4 besar, potensi untuk menjadi juara amat terbuka. Tim makin kuat karena Atep dan Roby kembali setelah memperkuat timnas.
(Penulis: Ario Yosia)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Jumat 7 Desember 2007, BOLA Edisi No. 1.781 |
Komentar