Rencana Komite Disiplin PSSI untuk mendalami kasus sepak bola gajah dan pengaturan skor terpaksa ditunda. Pasalnya, Senin kemarin (10/8), keenam saksi yang akan dimintai keterangan tidak hadir memenuhi undangan.
Pada 5 Agustus, Komdis PSSI memanggil empat pemain PSS Sleman yakni Monieaga Bagus, Ridwan Awaludin, Satrio Aji, dan Hermawan Putra Jati. Sebelumnya, keempat pemain tersebut ingin membongkar lanjutan kasus sepak bola gajah.
"Dari empat pemain, hanya Hermawan yang janji akan datang. Tapi sampai hari ini tak seorang pun dari mereka memenuhi undangan kami," ujar Ketua Komdis, Ahmad Yulianto, kemarin (10/8).
Keempat pemain PSS, kata Ahmad, beralasan tak memiliki ongkos untuk bertolak menuju ibu kota. Selain itu, mereka juga meminta dibiayai untuk penginapan dan transportasi selama Jakarta.
"Kami mengetahui kondisi keuangan mereka sedang minim akibat berhentinya kompetisi, tapi peraturan Komdis hanya bisa mengeluarkan uang untuk ongkos pesawat narasumber saja. Itu pun dibayarkan setelah mereka ada di Jakarta," ujar Ahmad.
Sistem pembayaran itu sebenarnya sudah disampaikan Komdis melalui telepon. Namun, keempat saksi masih enggan untuk memenuhi panggilan.
Karena itu, Komdis akan kembali memanggil mereka pada Selasa (18/8) mendatang. Jika pada panggilan kedua mereka masih tak datang, maka Komdis akan mengirimi pemanggilan ketiga.
"Kalau masih tidak bisa datang, kami akan menggunakan cara lain," kata Ahmad. Cara itu di antaranya ialah terbang ke Sleman untuk menemui langsung keempat saksi.
Kasus sepak bola gajah bermula saat keempat pemain PSS diminta manajer tim Supardjiono untuk kalah dalam laga kontra PSIS Semarang di babak 8 Besar Divisi Utama, Oktober tahun lalu. Alasannya, mereka takut untuk bertemu Borneo FC di fase semifinal.
"Kami tidak dapat memanggil manajer mereka, sebelum keempat pemain Sleman ini memberi keterangan soal manajernya," kata Ahmad.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 11 Agustus 2015 |
Komentar