Nama Carolina Marin melejit setelah berhasil memenangi Kejuaraan Dunia 2014. Pemain kidal asal Spanyol itu membuat kejutan dengan mengalahkan tunggal putri Tiongkok yang juga menjadi favorit juara, Li Xuerui, pada partai puncak, 31 Agustus 2014.
Keberhasilan Marin lahir dari kerja keras selama bertahun-tahun. Sebelum tampil di turnamen level Eropa, Marin menimba ilmu menepok bulu di sebuah sekolah bulu tangkis IES La Orden yang berada di kampung halamannya, Huelva.
Selama berlatih di Spanyol, Marin kerap menemukan banyak kesulitan, di antaranya untuk menemukan teman latihan yang sepadan. Dia lebih banyak berlatih dengan para pemain putra.
Serba Pertama
Karier gemilang Marin dimulai saat dia meraih medali emas di Kejuaraan Eropa U-17 pada 2009. Marin merupakan pemain Spanyol pertama yang mampu memenangi gelar tersebut.
Empat tahun kemudian, Marin kembali menjadi pemain Spanyol pertama yang sukses memenangi gelar dari turnamen level Grand Prix Gold di London.
Keberhasilan Marin memenangi Kejuaraan Dunia 2014 juga menjadikannya sebagai pemain Spanyol pertama yang bersinar di event prestisius ini.
Pada 2015, karier Marin semakin cerah dengan memenangi tiga titel turnamen superseries (premier) di Inggris, Malaysia, dan Australia.
Catatan bagus ini membuat posisi Marin di ranking BWF melejit. Dalam waktu tiga bulan, Marin melesat naik dari posisi keempat ke peringkat pertama.
Berlatih di Cipayung
Ada kisah menarik di balik sukses Marin dalam memenangi Kejuaraan Dunia 2014. Setahun sebelum turnamen digelar, Marin sempat menjalani latihan di Pelatnas Bulu Tangkis Cipayung, Jakarta Timur.
Langkah ini diambil Marin karena pola pengembangan bulu tangkis di negaranya belum maju. Marin juga ingin belajar lebih banyak dari para pelatih berpengalaman di Indonesia.
"Saya senang bisa sparring dengan pemain-pemain putri yang bagus. Di Spanyol, saya biasa berlatih dengan pemain putra karena kami tidak punya pemain putri,” ujar Marin ketika itu.
Berkat prestasi gemilang yang dibuat Marin, publik Spanyol kini mulai memberikan perhatian lebih kepada dunia bulu tangkis. Olahraga tepok bulu itu mulai digemari di Negeri Matador.
"Setelah saya menjuarai Kejuaraan Dunia, sekarang banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pemain bulu tangkis seperti saya," ucap Marin saat ditemui di Jakarta, Juni 2015.
Ikuti perkembangan berita ini dalam liputan khusus:
Editor | : | Tulus Muliawan |
Sumber | : |
Komentar