Setelah dua tahun berturut selalu diberikan kepada pemain penentu partai final, gelar pemain terbaik Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) kali ini berbeda. Gelar pemain terbaik 2007 malah digaet Bambang Pamungkas, striker yang cuma mengantarkan klubnya, Persija, merebut tempat ketiga.
BP sendiri sedikit kaget. “Saya tak menduga gelar ini akan jatuh kepada saya, apalagi saya tak membawa tim hingga final dan penampilan saya pada partai perebutan tempat ketiga tak maksimal,” jelas Bambang.
Apalagi saat turun melawan Pelita Jaya, Bambang memang tengah berkabung. Neneknya, Sastro Sartini, Sabtu malam lalu meninggal dunia dalam usia 78 tahun. Bambang pun tak sampai mengikuti prosesi pemakaman yang dilakukan Minggu lalu lantaran harus berlaga untuk Persija.
Namun, gelar kedua sebagai pemain terbaik setelah pada 2001 ia meraih gelar pemain di Liga Indonesia dianggap sebagai sebuah penghargaan atas penampilannya. “Terus terang ini merupakan penghargaan tertinggi atas penampilan saya selama ini. Ternyata juri masih mempercayai saya sebagai pemain terbaik,” komentar Bambang.
Selain itu, gelar ini pun merupakan tantangan baru atas penampilannya selama ini yang dituding sering tak konsisten. “Ya, itu saya akui. Namun, saya akan buktikan dan bisa menjadi modal di babak 8 besar liga,” jelas Bambang.
Bagi Bambang gelar pribadi ini serasa tak komplet lantaran gagal membawa Persija menjadi yang terbaik di Copa.
Sempat terjadi kontroversi karena performa Ferry Rotinsulu yang gemilang dan menjadi kunci Sriwijaya merebut gelar CDSSI dianggap lebih pantas. Apalagi dia mampu menghalau dua tendangan dalam dua kali adu penalti.
Namun, juri punyai penilaian lain. “Bambang tampil konsisten sejak penyisihan. Ia juga pemain yang mempunyai skill dan kemampuan mengagumkan. Terlebih dia adalah pemain yang menjunjung tinggi fair play,” jelas Jopie Leepel, ketua tim juri.
(Penulis: Ary Julianto)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | BOLA Edisi No. 1.792, Selasa 15 Januari 2008 |
Komentar