Akhirnya “kutukan” 8 besar bagi Arema kembali terjadi. Jika sebelumnya Singo Edan selalu gagal di babak prestisius liga, kini masalah sedikit lain. Ponaryo Astaman dkk. harus siaga satu sebab mereka kehilangan pelatih Miroslav Janu justru saat fase 8 besar tinggal dalam hitungan hari.
Berita terpanas itu meletup Rabu (9/1) malam. Alasan Miro menyingkir dari Malang semata-mata karena perpanjangan kontrak yang habis per Januari 2008. Tarik ulur harga antara Miro dengan manajemen Arema mengalami jalan buntu.
Konon Miro meminta kenaikan gaji terlalu tinggi. Pihak manajemen sendiri hingga Rabu malam tak bisa dihubungi. “Pelatih yang berjiwa seperti Miro tidak layak ada di bumi Arema. Dia egoistis. Jangan-jangan ada yang bermain di belakang Miro,” ujar H. Selamet, Aremania Korwil Tongan.
“Kami sangat terpukul dengan keadaan ini. Namun, kami satu tim sepakat apa pun yang terjadi, juara Liga Djarum harus kami rebut. Ini jadi motivasi tersendiri bagi kami,” tegas gelandang Arema tersebut.
Komentar Miro? “Saya pelatih profesional. Bekerja berdasarkan kontrak. Komentar lain, silakan tanya pengurus,” ujar Miro, yang nilai kontraknya tidak diungkapkan kepada publik. Posisi Miro kini diisi duet Joko Susilo-Herman Kadiaman, yang langsung disambut pemain dengan antusias.
Sebelumnya, Tarik El Janaby, Hengky Oba, dan Adriansyah juga “dikeluarkan” dari Arema lantaran masa kontrak mereka tidak diperpanjang.
(Penulis: Indra Ita/Gatot Susetyo)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | BOLA Edisi No. 1.791, Jumat 11 Januari 2008 |
Komentar