Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Standar FIFA Terganjal Bahasa

By Firzie A. Idris - Kamis, 30 Juli 2015 | 19:30 WIB
Seorang petugas perawatan NYTC meratakan butiran karet pada lapangan sintetis pertama berstandar FIFA.
Herka Yanis/BOLA
Seorang petugas perawatan NYTC meratakan butiran karet pada lapangan sintetis pertama berstandar FIFA.

Menjadi petugas perawatan lapangan rumput sintetis berstandar FIFA bukan pekerjaan mudah. Selain harus paham detail mengurus rumput tiruan tersebut, petugas juga harus pandai berbahasa Inggris.

Bahasa merupakan satu-satunya hal yang dikeluhkan Oufiq M., petugas perawatan lapangan rumput sintetis di kompleks National Youth Training Center (NYTC). Oufiq mengeluhkan arahan perawatan kontraktor asal Belanda yang ditunjuk FIFA, Edel Grass, dengan Bahasa Inggris.

“Saya tidak mengerti beberapa hal yang diarahkan Pak Pieter Rook dan Martin. Saya juga kesulitan untuk menyampaikan pertanyaan pada mereka,” ujar Oufiq, saat ditemui Harian BOLA di Kompleks NYTC, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Rabu (29/7).

Pieter dan Martin merupakan orang yang dikirim Edel Grass untuk memasang rumput sintetis, dan memberi arahan perawatan pada petugas di sana.

Seperti saat Oufiq hendak bertanya mengenai perawatan rumput berdasarkan waktu pemakaian lapangan. Pertanyaan itu sempat ingin dilontarkannya, tetapi tak berhasil karena keterbatasan bahasa.

Saat ini, Pieter dan Martin telah bertolak menuju Belanda. Jika ada pertanyaan menyusul, kata Oufiq, maka ia akan meminta bantuan rekannya untuk mengirim pertanyaan melalui e-mail.

Oufiq mengaku lebih banyak mengetahui cara merawat rumput itu dari pengalamannya selama sebulan sejak rumput itu terpasang Juni silam. Ia pun mempelajari beberapa teknik merawat melalui situs video Youtube.

Kepergian kedua perwakilan Edel Grass itu tak hanya menyisakan pertanyaan bagi petugas perawatan. Mereka juga bingung karena kontraktor meninggalkan banyak perlengkapan lapangan yang belum terpasang.

“Masih banyak alat dari Belanda yang belum kami ketahui fungsinya,” ujar Oufiq.

Oufiq dan sejumlah petugas lain diberikan sebuah mesin traktor. Alat itu dilengkapi dengan dua buah sapu lapangan dan sebuah karpet karet.

Sapu-sapu itu berfungsi untuk mengangkat butiran karet pada rumput, sedangkan karpet karet berfungsi untuk meratakan penyebaran butiran karet di lapangan.

Sebenarnya, kontraktor meninggalkan buku petunjuk perawatan lapangan. Namun, buku itu tak menyediakan konten berbahasa Indonesia.

“Bukunya sangat tebal dengan berbagai macam bahasa, tapi enggak ada Bahasa Indonesia, jadi bukunya enggak kami baca,” tutur Oufiq.

Saat Harian BOLA mengunjungi lapangan seluas 105x65 meter itu, seorang petugas tengah membersihkan lapangan dari daun yang berserakan. Daun itu mesti segera diangkat karena khawatir membusuk di lapangan.

“Kalau sudah busuk, lebih sulit membersihkannya,” kata Oufiq.

Sepasang gawang telah bertengger di kedua sisi. Pagar kawat pun mengelilingi lapangan untuk menghindari jangkauan binatang liar. Namun, kontraktor belum membangun sarana penunjang lain seperti lampu lapangan hingga toilet pemain.

Target PSSI

Direktur Sarana dan Infrastruktur PSSI, Chandra Solehan, mengatakan petugas perawatan lapangan akan diberi pengarahan hingga bulan depan.

“Itulah target kami untuk memberi edukasi perawatan rumput. Dalam sepekan, kami memberi pengarahan sebanyak dua sampai tiga kali,” kata Chandra.

Dia mesti mengajarkan cara merawat rumput sintetis berjenis edel soccer superblade duo itu setelah mengikuti seminar perawatan rumput di Singapura beberapa bulan lalu.

“Jadi, sekarang tugas saya hanya fokus mendidik para petugas,” ujar Chandra. Saat ini, PSSI telah menerjunkan tiga petugas untuk fokus merawat lapangan itu.

Chandra menjelaskan, ketiga petugas telah memahami cara merawat rumput sintetis. Namun, pengetahuan mereka masih harus dimantapkan agar lapangan terawat dengan baik.

“Karena perawatannya lebih profesional. Tiap pagi dan sore harus disapu dan disiram dengan bantuan traktor,” ujarnya.

Chandra juga mengklaim pengerjaan infrastruktur lapangan sudah mencapai 90 persen. Lapangan tersebut akan diuji kelayakannya jika pembangunan telah rampung sepenuhnya.

Setelah teknik perawatan dikuasai dan target pekerjaan infrastruktur terpenuhi, barulah timnas dapat menggunakan lapangan ini untuk pemusatan latihan dan uji coba.
 
(Penulis: cw-1)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Harian BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X