Masalah di Liga Super Indonesia 2015 berdampak pada seluruh kompetisi di Tanah Air. LSI U-21 yang merupakan turunan dari kompetisi kasta tertinggi itu pun bernasib sama, tak bergulir.
Agenda LSI U-21 terpaksa tidak bisa digulirkan tahun ini. PT Liga Indonesia selaku operator tak bisa menjalankan kompetisi karena efek SK pembekuan PSSI dari Menpora Imam Nahrawi.
Padahal sejak dimulai pada 2008, LSI U-21 mulai mendapat sambutan positif dari klub. Meski bukan kompetisi pembinaan resmi dari PSSI, nyatanya LSI U-21 bisa menjadi media untuk melahirkan pemain.
Dedi Kusnandar, Lukas Mandowen, Fandi Eko Utomo, dan Rizsky Dwi Ramadhana menjadi nama-nama yang sukses di LSI U-21 dan berhasil menembus seragam timnas.
Sekretaris PT LI, Tigorshalom Boboy, mengatakan ternyata LSI U-21 tidak sukses hanya dalam pembinaan saja, tetapi mulai terlihat dari sisi bisnis.
Walaupun belum terlalu menarik sponsor, sudah ada sinyal kompetisi tersebut mulai laku dijual. "Beberapa tahun lalu ada beberapa sponsor yang tertarik. Kami memang menjual dari sisi pembinaannya. Kami harap U-21 bisa sukses dari sisi pembinaan dan bisnis," kata Tigor.
PT LI pun mulai serius dalam menggelar LSI U-21. Hal itu dilakukan lewat program klub lisensi. Senada dengan PT LI, beberapa klub pun mulai memposisikan kompetisi tersebut sebagai cara mencari pemain.
"Kami dari manajemen sangat serius mempersiapkan Semen Padang U-21. Dari tim itu, kami bisa mendapatkan pemain untuk diproyeksikan turun di tim senior. Maka kami tak perlu mengeluarkan duit besar untuk merekrut pemain," tutur Direktur teknik Semen Padang, Asdian.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | Harian Bola (Kukuh Wahyudi) |
Komentar