Kebijakan Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi dan Badan Olah Raga Profesional Indonesia (BOPI) tak hanya berefek pada kompetisi kasta tertinggi, Liga Super Indonesia 2015. Kasta kedua, Divisi Utama, pun terkena imbasnya.
Belum sempat bergulir, agenda DU 2015 harus dibatalkan. Dalam masa ketidakpastian seperti ini, sebanyak 54 klub DU mulai gelisah.
Ada yang nekat ambil bagian di Piala Kemerdekaan yang statusnya di luar otoritas PSSI dan ada yang pasrah tanpa kegiatan.
Saat keadaan sulit seperti ini, bahkan ada pernyataan yang muncul bahwa DU merasa dianaktirikan oleh PT Liga Indonesia. Operator kompetisi tersebut dinilai lebih memperhatikan nasib klub-klub LSI dibanding kontestan DU.
"Pertanyaan seperti itu juga disampaikan dalam manager meeting lalu. Kami dalam tanda kutip, sebenarnya menantang juga agar mereka punya kualitas agar punya posisi tawar," kata Tigorshalom Boboy, Sekretaris PT LI.
Bagi PT LI, selama ini DU memang belum berkontribusi besar dari sisi bisnis. Tigor mengatakan dalam dua tahun terakhir tak ada sposnor yang melirik. Padahal, biaya yang dikeluarkan terbilang besar.
Meski begitu, PT LI tetap menyusun agenda DU 2015/16. Direncanakan, DU akan dimulai pada akhir Oktober atau awal November.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | Harian Bola (Kukuh Wahyudi) |
Komentar