Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bantuan FIFA Terganjal Menpora

By Firzie A. Idris - Jumat, 31 Juli 2015 | 23:30 WIB
Proyek pembangunan lapangan sintetis di Sawangan belum seluruhnya selesai
PSSI
Proyek pembangunan lapangan sintetis di Sawangan belum seluruhnya selesai

Setelah program FIFA Goal Project yang diajukan PSSI sejak 2013, berupa pembangunan lapangan rumput sintetis di National Youth Center disetujui, program lanjutan sudah menanti. Program baru seperti pembuatan lampu penerangan dan program pengolahan air untuk lapangan itu yang terletak di Bojongsari Baru, Sawangan, Depok itu sudah menunggu. 

“Paling tidak masih ada kebutuhan lampu penerangan untuk lapangan ini, ruang ganti dan pengelolaan air untuk pemeliharaan lapangan,” kata Chandra Solehan, Direktur Sarana dan Prasarana PSSI.
Bahkan ke depan, PSSI sudah merencanakan untuk meminta bantuan FIFA Goal Project berikutnya. Program tersebut akan dilakukan di sejumlah kota-kota sentra sepak bola di berbagai daerah di Indonesia. 
Sayang pengajuan itu harus tertunda. Pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrowi, April lalu yang berakibat turunya sanksi FIFA, 30 Mei, membuat Goal Project berikutnya tak bisa dijalankan. “Padahal kalau bisa dijalankan, bisa setiap tahun PSSI meminta bantuan itu. Rencana kami, setelah lapangan latihan di Sawangan ini, kami juga ingin mengajukan program yang sama di kota-kota lain, misalnya Jayapura. Sayang kita kena sanksi FIFA saat ini,” ucap Chandra.
Hal ini tentu menjadi sebuah kemunduran bagi sepak bola Indonesia. Pasalnya pembangunan sarana dan prasarana sepak bola yang berstandar FIFA sangat minim di Indonesia. Saat peluang untuk mendapatkan bantuan itu bisa digarap, kendala justru diterima PSSI. 
“Bayangkan saja, hanya untuk mengajukan bantuan ke FIFA saja, kita ini sudah jauh ketinggalan dibanding negara-negara ASEAN. Singapura sudah lima kali mendapat FIFA Goal Project, sementara Vietnam dan Laos empat kali. Kita baru sekali, langsung macet gara-gara kena sanksi,” ungkap Chandra yang mengeluhkan kondisi sepak bola Indonesia yang tengah semakin mundur. 
Memang harus diakui kondisi sepak bola Indonesia saat ini mengharukan. Kondisi fasilitas yang minim, dan ketidakpedulian pemerintah pada sepak bola, sebenarnya bisa ditutupi dengan bantuan dari FIFA. Namun hal itu tak akan pernah terwujud sepanjang pemerintah atau Menpora masih menyandera sepak bola nasional.

“Paling tidak masih ada kebutuhan lampu penerangan untuk lapangan ini, ruang ganti dan pengelolaan air untuk pemeliharaan lapangan,” kata Chandra Solehan, Direktur Sarana dan Prasarana PSSI.

Bahkan ke depan, PSSI sudah merencanakan untuk meminta bantuan FIFA Goal Project berikutnya. Program tersebut akan dilakukan di sejumlah kota-kota sentra sepak bola di berbagai daerah di Indonesia. 

Sayang pengajuan itu harus tertunda. Pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrowi, April lalu yang berakibat turunya sanksi FIFA, 30 Mei, membuat Goal Project berikutnya tak bisa dijalankan. “Padahal kalau bisa dijalankan, bisa setiap tahun PSSI meminta bantuan itu. Rencana kami, setelah lapangan latihan di Sawangan ini, kami juga ingin mengajukan program yang sama di kota-kota lain, misalnya Jayapura. Sayang kita kena sanksi FIFA saat ini,” ucap Chandra.

Hal ini tentu menjadi sebuah kemunduran bagi sepak bola Indonesia. Pasalnya pembangunan sarana dan prasarana sepak bola yang berstandar FIFA sangat minim di Indonesia. Saat peluang untuk mendapatkan bantuan itu bisa digarap, kendala justru diterima PSSI. 

“Bayangkan saja, hanya untuk mengajukan bantuan ke FIFA saja, kita ini sudah jauh ketinggalan dibanding negara-negara ASEAN. Singapura sudah lima kali mendapat FIFA Goal Project, sementara Vietnam dan Laos empat kali. Kita baru sekali, langsung macet gara-gara kena sanksi,” ungkap Chandra yang mengeluhkan kondisi sepak bola Indonesia yang tengah semakin mundur. 

Memang harus diakui kondisi sepak bola Indonesia saat ini mengharukan. Kondisi fasilitas yang minim, dan ketidakpedulian pemerintah pada sepak bola, sebenarnya bisa ditutupi dengan bantuan dari FIFA. Namun hal itu tak akan pernah terwujud sepanjang pemerintah atau Menpora masih menyandera sepak bola nasional.


Editor : Ary Julianto
Sumber : BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X