Christian Benteke di ambang menjadi striker Liverpool setelah kubu Reds dan Aston Villa menyetujui paket pembicaraan transfer senilai 32,5 juta pound. Apakah ia striker yang dicari Brendan Rodgers setelah kepergian Luis Suarez dan bagaimana permainan Liverpool musim depan dengan Benteke di tim? Mari kita analisa pertanyaan-pertanyaan itu.
Benteke akan menjalani tes medis bersama kubu Anfield antara Senin (20/7/2015) dan Selasa (21/7/2015) di London. Ia akan menjadi salah satu pemain termahal sepanjang sejarah Liverpool.
Mari kita pertama membahas harga. Berbicara pemain ofensif, banderol 30-35 juta pound secara historis akan mendatangkan Anda kualitas seperti Alexis Sanchez di Arsenal (30 juta), Sergio Aguero di Man City (32 juta), atau Juan Mata di Man United (31 juta).
Namun, ada kalanya penyerang-penyerang di kisaran harga ini memble. Sebut saja Juan Sebastian Veron (29 juta, Lazio ke Man United), Robinho (30 juta, Real Madrid ke Man City), dan Andriy Shevchenko (31 juta, Milan ke Chelsea).
Setelah harga, kita akan membahas kebutuhan. Tanpa dipungkiri, Liverpool perlu pemimpin barisan depan baru. Catatan 52 gol dari 38 laga liga musim kemaarin adalah yang terendah di tujuh besar klasemen. Terlebih, dua pencetak gol terbanyak mereka di liga, Steven Gerrard (9) dan Raheem Sterling (7) telah pergi.
Gol dalam Rentetan
Benteke bisa mencetak gol di Premier League. Hal tersebut bukan rahasia lagi. Ia telah mencetak dobel digit gol di liga sejak bergabung bersama Aston Villa pada musim panas 2012. Musim lalu, catatan 13 golnya lebih banyak lima biji dari torehan Rickie Lambert, Mario Balotelli, Daniel Sturridge, dan Fabio Borini digabung.
Namun, ia punya kebiasaan untuk mencetak gol dalam rentetan. Konsistensi masih jauh dari kamusnya. Ia mencetak 12 gol dalam 13 laga jelang akhir musim untuk mengangkat Villa dari zona degradasi setelah sebelumnya hanya membukukan tiga dari 21.
Musim sebelumnya, ia mencetak empat gol dari empat laga awal liga, mandul hingga Desember, dan mencetak enam gol dari 10 laga antara Januari-Maret, sebelum cedera achilles tendon parah.
Nah, Ini menjadi poin bahasan kita berikutnya. Liverpool akan membelanjakan harga premium bagi pemain yang absen selama enam bulan terakhir kompetisi 2013-14 dan tak berpartisipasi di Piala Dunia 2014 karena cederanya.
Tanya atlet mana pun dan mereka pasti akan mempunyai keraguan dalam diri sendiri setelah mengalami cedera separah ini. Apalagi Liverpool sudah bermain api dengan pemain yang rentan cedera dalam diri Daniel Sturridge.
Pelepas Operan Silang Terendah
Pertanyaan berikut adalah bagaimana Reds akan bermain dengan Benteke di tim. Rodgers pernah tak suka dengan striker seperti Benteke. Ia langsung membuang Andy Carroll tanpa memberinya kesempatan ketika sang pelatih pertama datang ke Anfield pada 2012.
Dalam dua musim terakhir, Liverpool adalah tim yang melepas operan silang paling sedikit di liga. Pada 2014-15 mereka melakukan 638 crossing (peringkat ke-19) dan musim sebelum itu 643 (terendah di liga).
Sejalan dengan mantra penguasaan bola Brendan Rodgers, sang pelatih, klub adalah penoreh umpan kelima terbanyak liga, setara dengan Chelsea, Arsenal, dan Tottenham.
Liverpool bermain dari tengah memanfaatkan kecerdikan dan kecepatan duet Suarez dan Sturridge pada 2013-14. Strategi umpan silang akan tidak produktif jika melihat postur Raheem Sterling, pemimpin serangan Reds musim lalu.
Kali ini, serangan akan dibentuk di sekitar Benteke. Ia akan menyediakan kehadiran fisik dan kekuatan udara di lini depan klub, sesuatu yang hilang musim lalu.
Dalam formasi 3-4-3/3-4-2-1 yang menjadi salah satu favorit Rodgers, Benteke akan mendapat suplai bola dari dua gelandang serang antara Roberto Firmino, Adam Lallana, dan Philippe Coutinho. Ia bisa juga ditandemkan dengan Dan Sturridge (jika ia bisa fit), Danny Ings, atau Divock Origi dalam formasi 4-4-2 diamond.
Banyaknya pemain di lini depan akan membuat sang pelatih dilematis.
Namun, memberi servis kepada Benteke akan beda dari menyediakan bola kepada Suarez, Sterling, atau Sturridge. Kehadiran pemain melebar seperti James Milner dan Nathaniel Clyne sudah mengindikasikan bahwa Rodgers akan melakukan beberapa perubahan ke timnya.
Permasalahan dari argumen tadi adalah Milner tampak akan beroperasi di tengah pada musim depan, jika melihat peran sang pemain kala Liverpool mengalahkan Brisbane Roar 2-1 pada Jumat (17/7/2015).
Milner very impressive so far. Works so hard and his distribution is excellent. Relishing the central role Rodgers sold to him. #LFC
— James Pearce (@JamesPearceEcho) July 17, 2015
Jika Milner akan menjangkari lapangan tengah bersama Henderson, pemain yang mungkin bermain di kanan jika mengacu laga kontra Brisbane adalah Ings. Walau sang pemain bekerja keras, Liverpool Echo mengatakan bahwa Ings bukanlah solusi di sektor tersebut.
Kehadiran Roberto Firmino dan Philippe Coutinho mungkin bisa menjadi solusi. Tetapi, akan sangat sayang sekali apabila kreativitas duo Brasil itu tidak datang dari posisi di belakang striker. Alhasil, pemain muda Jordon Ibe tampak akan memainkan peran besar musim depan.
Mendapat bola saja masih satu faktor. Jangan lupa juga, Benteke begitu mudahnya dimatikan pertahanan Arsenal di final Piala FA ketika Villa hanya bisa bermain satu dimensi dan melepas bola-bola lambung ke kotak penalti dengan harapan sang penyerang memenangkan sundulan.
Kesimpulannya, Rodgers harus mengubah drastis cara bermain Reds bila ingin memaksimalkan kehadiran fisik Benteke. Rodgers harus berani keluar dari pakem sepak bola kaki ke kaki yang telah begitu lama menjadi ciri khas sang pelatih sejak masanya melatih Swansea.
Alhasil, pertaruhan di pundak sang pelatih menjadi teramat besar. Sang bos tak bisa lagi melewati musim kering kerontang seperti kemarin, di mana mereka gagal ke Liga Champions dan terseok di Premier League. Apalagi ia mendapat sokongan sangat besar dari sang pemilik pada musim panas ini.
Gol-gol Benteke menjadi pembeda nasib Aston Villa sehingga mereka tak terdegradasi ke Championship musim kemarin. Bisakah sang pemain kini menjadi pembeda agar Liverpool lolos ke Liga Champions?
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : |
Komentar