Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Lawan Dortmund, Mencari Standar Timnas

By Caesar Sardi - Selasa, 30 Juni 2015 | 18:35 WIB
Ilustrasi.
Dok. BOLA
Ilustrasi.

Kesempatan berharga bagi para pemain Indonesia kala bisa terlibat dalam laga uji coba melawan Borussia Dortmund di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (19/12). Partai ini dijadikan Benny Dollo, pelatih timnas Liga Selection, sebagai ajang untuk melihat standar anak asuhannya.

“Jujur saja, tak ada target khusus selain melihat standar dan kemampuan kita sampai di mana sebenarnya. Menghadapi klub sebesar Dortmund dalam persiapan pendek, tentu kita bisa mengukur level pemain kita,” tutur Benny.

Beruntung Benny merasa didukung klub meski ada pula yang mengeluh jika mereka agak terganggu soal pemanggilan pemain. “Saya lihat pemain amat antusias dengan uji coba ini. Sebagian besar pemain yang saya panggil Minggu ini sudah berkumpul,” jelasnya.

Bagi pemain, partai ini ibarat kesempatan menjajal kemampuan pemain top asal Eropa plus mencatatkan diri dalam sejarah sepakbola di Indonesia. "Ini peluang emas bagi kami untuk tampil di laga internasional. Jika tahun 90-an AC Milan mau datang, kini Dortmund. Selain untuk menambah jam terbang, masih banyak lagi sisi positifnya," ujar Ponaryo Astaman yang akhirnya diizinkan ke Jakarta oleh Arema.

Bahkan hal itu amat istimewa bagi Suwitha Pata mengingat ini adalah kali pertama ia membela Tim Merah-Putih. “Ini hal langka, apalagi lawan Dortmund. Saya berharap diturunkan pelatih,” ujar gelandang Persib itu.

Tak Sembarangan

Benny tak akan sembarangan menurunkan pemain. “Saya berdiskusi dulu dengan pemain. Rekaman Dortmund memang sudah saya lihat berkali-kali bersama pemain. Jadi, kami memiliki keuntungan karena sudah mengenal karakter mereka meski lewat video,” terang Benny.

Menilik target pribadi yang jangan sampai kebobolan terlalu banyak, pelatih asal Persita Tangerang itu memilih untuk banyak memainkan serangan lewat counter attack ketimbang secara frontal. Bola-bola pendek menyusur tanah akan dijadikan pilihan. Skema 4-3-3 yang biasa digeber Ivan Kolev bisa jadi akan ditinggalkan. Pemain Indonesia kini lebih memahami sistem 4-4-2.

Satu hal yang akan mereka waspadai adalah pergerakan dari Mladen Petric. Striker asal Kroasia ini memiliki kecepatan dan akurasi tendangan yang sangat bagus. Menilik hal itu, bek sayap dengan postur tinggi akan jadi pilihan, sekalipun Benny juga berharap pada kecepatan Ortizan Solossa atau Muhammad Ridwan.

(Penulis: Ary Julianto/Indra Ita/Budi Kresnadi)


Editor : Caesar Sardi
Sumber : BOLA Edisi No. 1.784, Selasa 18 Desember 2007


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X